Lihat ke Halaman Asli

Konsep, Dasar, dan Inovasi Pengembangan Kurikulum

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kurikulum merupakan pengalaman belajar bagi siswa dan pedoman penyelenggaraan KBM bagi semua pihak di sekolah, sehingga siswa dapat berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan.

Ada hubungan antara kurikulum dengan pengajaran, dimana kurikulum berupa “apa” yang diajarkan dan pengajaran diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswanya.

Dalam kurikulum, terdapat komponen yang saling berhubungan. Adanya target sebagai tujuan yang hendak dicapai, itu dijadikan motivasi. Kemudian untuk mencapainya, perlu mempersiapkan materi atau pengalaman belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Agar materi tidak menyimpang, perlu diorganisasi sebaik-baiknya sehingga terbentuk program belajar. Sedangkan untuk menentukan keberhasilan tujuan yang dicapai diadakan evaluasi.

Faktor yang mendasar dalam pencapaian kurikulum adalah guru. Fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai pedoman sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dan sebagai pedoman kerja dalam mengorganisir pengalaman belajar siswa.

Kurikulum berperan sebagai pedoman penyusunan buku, sedangkan buku teks dijadikan salah satu sumber belajar untuk memperkaya kurikulum. Jadi, disimpulkan bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan buku teks sebagai sarana belajarnya.

Beberapa faktor yang dijadikan landasan dalam merencanakan kurikulum yaitu pertama asas filosofis yang berkenaan dengan sistem nilai, pandangan, dan norma suatu masalah. Kedua, asas psikologis yang berkenaan dengan cara belajar siswa dan factor yang menghambat. Ketiga, asas sosiologis berkenaan dengan penyampaian kurikulum dalam masyarakat, apakah sudah sesuai atau belum terhadat tuntutan masyarakat. Terakhir, asas organisasi berkenaan dengan bentuk penyajian bahan pelajaran.

Hal yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pengembangan kurikulum yaitu pertama prinsip relevansi dan pemecahan masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan hidup siswa, sehingga berguna nantinya. Kedua, prinsip efektivitas dan motif yaitu dijadikan pendorong agar tercapai kurikulum tersebut. Ketiga, prinsip efisiensi dan latar yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada. Keempat, prinsip kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari tingkat dasar kemudian berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kelima, prinsip fleksibilitas dan perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa berkembang untuk memiliki alternatif lain untuk dapat melayani perbedaan individu. Selanjutnya, prinsip belajar sambil bekerja yaitu dimana individu mengalami langsung apa yang dia pelajari. Terakhir, prinsip menemukan bertujuan agar siswa dapat menemukan fakta dari apa yang dia pelajari.

Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan. Di tingkat nasional, kurikulum dikembangkan dengan sistem sentralisasi. Tingkat daerah, perlu dikembangkan kurikulum muatan lokal. Tingkat sekolah, meliputi pengembangan program catur wulan, mingguan, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler. Tingkat kelas, berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan pedoman GBPP.

Masalah-masalah yang terjadi dalam inovasi kurikulum dibedakan menjadi empat. Pertama, masalah relevansi pendidikan berkaitan dengan tujuan tuntutan di era modern. Kedua, masalah mutu berkaitan dengan peningkatan aspek pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas. Selanjutnya, masalah efisiensi yang berkaitan dengan usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses pendidikan. Terakhir, pemerataan pendidikan yaitu member kesempatan pada mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan dengan sistem desentralisasi.

Dalam penyusunan kurikulum, perlu diperhatikan struktur materi. Hubungan vertikal yakni materi pengajaran berkaitan dengan waktu. Hubungan horizontal, yaitu materi pengajaran dalam kelas berkaitan antara materi pelajaran lainnya. Dan, terdapat tiga kriteria dalam struktur materi, yaitu berkesinambungan, berurutan, dan keterpaduan.

Inovasi dalam pendekatan belajar mengajar dapat dilakukan antara lain, pertama pengalaman belajar yang merupakan aktivitas siswa dalam menangkap dan mengembangkan materi yang disampaikan guru. Kedua, cara belajar siswa aktif yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar menjadi subjek yang belajar dengan melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai materi), intelektualnya (cara berpikir), dan sosialnya (mendiskusikan materi dengan teman). Dan yang ketiga, belajar proses yaitu belajar tidak harus selalu dihafal tetapi bagaimana proses penerimaan materi.

Pelaksanaan belajar mengajar di kelas dapat berjalan optimal sehingga perlu dibentuk manajemen kelas. Konsep manajemen kelas meliputi belajar mandiri, diskusi tanya jawab, role playing, SD kecil, sekolah terpadu, dan SDLB.

Guru memerlukan inovasi dalam penyampaian materi. Sistem penyampaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem modul dan sistem paket belajar. Sistem modul bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri dan guru sebagai pembimbing, sehingga ada kesempatan bagi mereka yang ada di daerah terpencil. Sistem paket belajar bertujuan agar siswa mendapat bekal keterampilan yang berguna bagi hidupnya kelak.

Kemudian, inovasi sistem penilaian pada evaluasi pembelajaran dibagi menjadi enam cara yaitu tes non kertas (tes non tertulis), tes dalam kondisi wajar (penilaian secara diam-diam), tes home tes (berupa pekerjaan rumah/ PR), performance (praktik), portofolio (pengumpulan tugas-tugas dalam kurun waktu tertentu), rubrik (penilaian menggunakan kriteria tertentu berdasarkan kinerja pembelajaran).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline