Lihat ke Halaman Asli

Bisakah Kita Mengatasinya?

Diperbarui: 12 Mei 2019   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya, makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul "Bisakah Kita Mengatasinya?" dengan tema Kemanusiaan di Bumi Pertiwi ini dapat selesai tepat waktu. Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat kesehatan baik jasmani maupun rohani, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini untuk tugas akhir Pendidikan Kewarganegaraan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.

Makalah ini membahas mengenai tindak dan perilaku kemanusiaan yang terjadi di bumi Indonesia ini. Penulis menyertakan makna ibu pertiwi, bagaimana tindak kemanusiaan di Indonesia, dan juga pendapat penulis mengenai kemanusiaan yang terjadi di bumi Indonesia.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Frater Antonius Bagas, SJ. yang telah memberikan tugas ini kepada penulis dan KKL lain.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya.

Semarang, 9 Mei 2019

Penulis

PEMBAHASAN

Indonesia sebagai Ibu Pertiwi sudah sering digunakan sebagai personifikasi untuk mendeskripsikan Indonesia. Makna Ibu Pertiwi bagi Indonesia tak lain adalah tanah airku, tanah tumpah darahku, tempat berlindung, tanah yang suci, tanah yang sakti, hutan gunung sawah dan lautan, simpanan kekayaan. Sang Ibu Pertiwi menjadi sosok seorang ibu yang dicintai, ibu yang membuai dan membesarkan anak anaknya, yang dapat bersedih hati, bersusah hati, berlinangan air mata, merintih dan berdoa, bergembira, dan tempat untuk berbakti dan mengabdi.

Semua warga bangsa Indonesia adalah anaknya, anak bangsa atau putra kesayangannya. Karena ini adalah konsep nasional, maka makna konteksnya berbicara mengenai konsep kenegaraan. Indonesia adalah Indonesia dan konsep ini terserap dan diartikan bermakna khusus dalam alam perjuangan nasional Indonesia. Personifikasi dari sosok yang dibela, yang mendasari sikap kepahlawanan dan menjadi alasan jiwa patriotik, baik dalam masa perjuangan sebelum dan setelah kemerdekaan. Atas nama Ibu Pertiwi, pengorbanan jiwa dan raga, hidup atau mati, adalah bukti jiwa pengabdian dan kecintaan pada negeri yang merdeka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline