Lihat ke Halaman Asli

Suka Menulis

Diperbarui: 15 November 2022   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Mau tau suatu obat unik? Obat menulis! Memang ada? Terdengar aneh bukan? Obat menulis ada banyak resepnya, misalnya kedisiplinan, rajin, tertib, dan lain-lain. Beberapa dari kalian pasti bertanya-tanya, mengapa saya bisa mengetahui obat itu? Saya belajar banyak tentang hal itu, dari artikelku sendiri. Di 13 hari kemarin saya membuat satu artikel perhari. Setiap kata, kalimat, bahkan huruf yang ada di artikelku, membuat saya belajar untuk lebih produktif dalam mengerjakan sesuatu. Dari sanalah saya mengetahui obat itu dan menyukai menulis. 

     Suka menulis, inilah yang membawa saya untuk mau masuk kedalam Klub Menulis CTS. Saya sendiri adalah salah satu panitia klub. Klub ini terdiri dari 42 orang, tidak hanya kelas enam, kelas lima juga ikut bergabung di klub ini. Saya tahu satu orang menulis artikel akan menginspirasi yang lainnya. Saya berharap dapat membagikan artikel dan menginspirasi orang-orang yang membacanya.

     Kembali lagi, ini adalah artikel keenamku di kompasiana.com. Dari kedisiplinan, kita dapat membuat banyak artikel. Jika kita kembangkan lagi dan lagi, itu bisa menjadi sebuah cerita, bahkan sebuah buku. Tetapi jika tidak membiasakannya dan meninggalkan itu, lama kelamaan ide kita akan habis, malas, tidak mau mencoba lagi, dan lain-lain. Andaikan saja, seseorang yang sedang menaiki tangga, jika ia berhenti di tengah-tengah jalan, akan malas untuk naik lagi.

     Saya mempunyai pengalaman mengikuti lomba menulis surat. Di dalam lomba itu, diwajibkan menulis 500-750 kata. Di saat itu saya merasa bingung, antara mau atau tidak. Tetapi tanpa pikir lama dan karena ingin mencoba, saya membuat surat itu. Tanggal membuat dan mengumpulkannya sangat dekat, sekitar dua hari lalu harus dikirim. Di posisi itu saya bimbang, karena harus ke rumah nenek juga. Dalam perjalanan ke rumah nenek, saya sambil mengerjakan surat itu, susah sekali karena di mobil goyang-goyang. Sesampainya di rumah nenek saya langsung ke kamar dan menyelesaikannya. 

     Saya mencari ide dengan melihat google, bertanya kepada ibu, dan hal-hal lainnya. Untungnya surat itu selesai tepat waktu, tetapi saya mengalami kendala lagi. Baru sadar jika saya selesai di tanggal merah! Ini masalah besar, cabang-cabang kantor pos pasti tutup dan harus mengirim ke pusat! Lokasi kantor pos pusatnya ada di dekat rumahku, sedangkan saya sedang di rumah nenek. Untungnya ada pahlawan datang, yaitu ayah. Dia membatu saya untuk mengirimkan surat ke kantor pos pusat. Saya sangat bahagia di saat itu.

     Sedikit, saya akan membagikan cara untuk mendapatkan ide dengan mudah.

1. Meminta bantuan teman-teman atau keluarga. Dari ide yang diberi itu, kita dapat mengembangkannya.
2. Mengingat pengalaman. Pastinya kita punya banyak pengalaman bukan? Kita dapat menceritakan pengalaman itu di artikel kita.
3. Mempelajari apa yang pernah kita alami. Belajarlah dari sebuah pengalaman, itu juga dapat dijadikan ide menarik.
4. Merenung sebentar sambil memikirkan ide. Terkadang jika terlalu lelah, kita tidak dapat memikirkan ide, jadi cobalah diam sejenak dan merenung. Pasti dapat banyak ide!
     Saya sendiri menulis ini menggunakan cara pertama, ketiga, dan keempat!

     Harus pantang menyerah, ya, kawan, apalagi dalam hal literasi! Jangan lupa obat menulisnya, hehe. 

- Catherine Monique -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline