Lihat ke Halaman Asli

cathelya ishak

S1 Pariwisata UGM

Dibalik Layar Artjog

Diperbarui: 11 September 2024   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Akhir pekan menjadi menarik karena pada akhirnya saya berhasil mengunjungi pameran seni Artjog setelah melewati minggu yang padat dan cepat. Saya bersama keempat teman saya berkesempatan untuk mengunjungi pameran seni sementara yang hanya digelar setahun sekali di jogja dalam rangka merayakan perayaan ulang tahun temannya teman baru saya yang kebetulan baru saja dirayakan. Bermula pada ide saya yang muncul pada saat sedang berolahraga dengan teman baru saya untuk mengunjungi pameran seni Artjog dalam rangka melakukan riset untuk tugas travel writing yang kebetulan sudah saya rencanakan dari lama untuk berkunjung sendiri. Pada awalnya, teman saya hampir tidak bisa menemani saya karena dia sendiri akan merayakan perayaan ulang tahun temannya, tetapi tiba-tiba temannya yang berulang tahun mengajaknya untuk pergi ke pameran seni. Teman saya berinisiatif mengajak saya ikut serta dan saya dengan senang hati ikut. 

Sampai di pameran, parkirnya ternyata tidak begitu murah karena menghabiskan sepuluh ribu hanya untuk parkir mobil yang menurut saya itu adalah cara yang dipakai tukang parkir untuk meningkatkan pendapatan karena kebetulan ada pameran seni tsb. Kami juga harus membayar tujuh puluh lima ribu untuk tiket masuk ke pameran. Pamerannya sendiri menurut saya memiliki konsep yang sangat unik karena pada awal masuk ke dalam, banyak disajikan padi-padian yang terdapat di dalam tabung, digantung, ataupun ditanam. Konsep ini menurut saya sangat unik karena memadupadankan makhluk hidup yang dikreasikan sedemikian rupa. 

Foto ini merupakan salah satu karya seni yang menggunakan padi sebagai objek yang digantung. Berlanjut ke lantai-lantai berikutnya yang menyajikan banyak sekali bentuk bentuk karya yang bermakna dalam. Di pameran ini saya berkesempatan mengobrol dengan gallery seater yang bertugas dalam mengawasi pameran dan menjelaskan karya karya yang ada. Salah satu volunteer yang bertugas menjadi gallery seater bernama mbak Jemparing membagikan cerita cerita serta pengalamannya selagi bekerja di pameran seni Artjog.

 Beliau berdomisili jogja dan sedang berkuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Mbak Jemparing bercerita akan bagaimana menjadi volunteer di pameran seni Artjog menjadi pengalaman yang menarik, menantang, serta berbekas di dalam perjalanan karirnya. Beliau bercerita bagaimana dia dan timnya harus menyiapkan diri selama dua bulan untuk menjadi kontribusi acara pameran seni tsb. Adapun persiapan yang dilakukan bermacam macam jenisnya seperti materi tentang semua seni yang ada di museum dan bagaimana mereka belajar setiap seni yang disajikan di pameran bersama dengan 3 kurator Indonesia dan hal ini berlangsung selama dua bulan. 

Hal-hal yang mereka perlu tahu juga dipelajari, sesimple dengan bagaimana mereka melakukan crowd control pada saat pameran berlangsung. Pengunjung pameran seni ini juga perharinya tidak sedikit, terhitung seribu orang yang berkunjung ke pameran seni Artjog ini yang berasal dari berbagai macam latar belakang. Mbak jemparing juga tidak lupa untuk mendukung saya untuk mendaftar sebagai volunteer pameran seni artjog di tahun depan karena pengalamannya yang menurut beliau adalah pengalaman yang layak untuk dilalui. Hal itu membuat saya tertarik mengingat saya juga tertarik bekerja dan berdinamika di acara nasional seperti ini dan menurut saya saran dari mbak Jemparing adalah saran yang bagus. 

Setelah mengelilingi pameran yang indah, saya mampir ke toko souvenir yang menjual banyak variasi parfum, tas, baju, tempat minum, dan lain sebagainya. Menurut saya parfum yang dijual memiliki wangi yang khas dan akhirnya saya memutuskan untuk membeli pocket hand sanitizer yang menurut saya baunya menenangkan dan unik serta bermanfaat. Setelah itu, saya dan teman-teman saya menyempatkan untuk makan siang di sebelah pameran dimana banyak sekali pilihan makanan yang menarik. Karena teman saya sudah sangat lapar, dia memesan nasi hainan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat duduk kami. 

Saya sendiri memutuskan untuk membeli salad pasta yang menurut saya menarik saat saya lihat di etalase es. Setelah saya coba, salad tersebut mempunyai rasa yang unik karena perpaduan antara tomat ceri, biji olive, serta rempah lainnya seperti parsley. Teman saya yang lain memilih untuk memesan ayam bumbu yang dijual tidak jauh dari tempat saya membeli makanan. Kami berbincang banyak mengenai banyak hal selama kami duduk di halaman pameran. Saya menemukan bahwa teman teman saya ternyata juga berelasi dengan teman saya yang lainnya. Hal ini menjadi aktivitas yang sering terjadi ketika berkenalan dengan teman baru, khususnya teman yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Tidak lama setelah itu, kami memutuskan untuk kembali ke kos masing-masing karena energi yang kami keluarkan saat mengitari pameran keluar banyak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline