Experiental Learning
Experiential learning adalah metode pembelajaran yang fokus dan berpusat pada pengalaman yang akan dialami dan dipelajari sendiri oleh peserta didik. Penggunaan istilah experiential learning sendiri dimaksudkan untuk menekankan bahwa pengalaman (experience) memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, dan hal ini menjadi pembeda antara experiential learning dengan model pembelajaran lainnya, seperti teori pembelajaran kognitif atau behaviorisme.
Proses pembelajaran experiental learning ini diterapkan di mata kuliah kewirausahaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dimana mahasiswa diminta untuk membuat bisnis baru. Dalam artikel ini, bisnis yang dilakukan yaitu bisnis penjualan kaos oleh Finibus Charity Project. Selain berbisnis, mahasiswa juga diajak untuk mengkombinasikan bisnis dengan seni. Hal ini dilakukan oleh Finibus Charity Project dengan menjual kaos yang designnya dibuat oleh 3 seniman berbakat dari ISI, yaitu Mikhael Yesyurun, Prima Sekar Ayu, dan Don Bosco Laskar.
Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk menjadi Event Organizer dimana mahasiswa diminta untuk membuat acara guna memaparkan hasil project dan produk yang sudah jadi. Pada event Finibus Charity Project, mereka mengadakan Artist Talk bersama dengan ketiga seniman yang telah berkontribusi dalam pembuatan design kaos Finibus. Acara ini diisi dengan talkshow bersama 3 artist dan penjualan dan pengambilan Pre Order kaos on the spot dan diisi oleh live music di akhir acara.
Create Money Without Money
Setiap orang dalam melihat sebuah event pasti akan terlingas pikiran "budget acara ini berapa ya?". Tetapi, dalam proses bisnis hingga event yang dilakukan oleh Finibus Charity Project baik dalam penjualan dan pembuatan produk maupun pelaksanaan event, bisa dibilang panitia tidak ada pengeluaran sama sekali. Hal ini dikarenakan Finibus Charity Project menerapkan konsep "Create Money Without Money".
Konsep ini sendiri merupakan sebuah konsep dimana kita diminta untuk menciptakan uang tanpa mengeluarkan uang. Dana yang didapatkan oleh Finibus Charity Project berasal dari sponsorship dan sebagian besar dana untuk kegiatan ini dapat ditutup oleh dana dari sponsorship. Adapun hasil dari penjualan Finibus Charity Project akan 100% didonasikan kepada Difabelzone Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H