Kedudukan generasi muda sangat berarti dalam menghindari penyebaran serta penangkalan penyebaran Covid- 19. Seperti yang di singgung oleh Pastor Benny Soesatyo, Staf Spesial Pengarah Tubuh Pembinaan Pandangan hidup Pancasila (BPIP) memperhitungkan kedudukan pemuda dalam pandemi COVID- 19. Generasi muda pula diharapkan jadi pemecahan dalam memerangi wabah.
Dia merumuskan," Jangan putus asa, jangan menyudahi, serta silih menunjang serta berbagi buat meringankan beban COVID- 19." Pastor Benny juga berkata kepada republika.co.id," Kami sangat memerlukan kalangan muda dengan keahlian digital buat berinovasi serta berkreasi dalam memerangi virus corona dengan menghasilkan sistem aplikasi buat menanggulangi pandemic ini."
Tak hanya itu, Pastor Benny berkata ia mengharapkan kalangan muda buat membangun aplikasi yang hendak memesatkan penyebaran COVID- 19 serta menolong membangun aplikasi dalam bisnis serta ekonomi.
Dia berkata perihal itu membuat negeri terus menjadi kokoh sebab anak muda mempunyai jaringan spesial di mana mereka bisa membangun solidaritas kemanusiaan serta mengintegrasikan uraian gotong royong buat menanggulangi COVID- 19.
Pada memeringati Hari Sumpah Pemuda tahun ini, kami berharap anak muda dari segala Indonesia bisa bekerja sama buat menanggulangi pandemi COVID- 19. Salah satu perihal kecil yang dapat dicoba anak muda merupakan mematuhi protokol kesehatan. "Menggunakan masker tidak membunuhmu. Yakin ataupun tidak, itu senantiasa jadi kebutuhan kita. Tidak terdapat salahnya dipakai saja," himbau Pastor Benny.
Mendengarkan sikap anak muda dikala ini, bisa dikatakan kalau anak muda paling tidak sudah memainkan 4 kedudukan dalam perang melawan pandemi COVID- 19. Pertama, jadi promotor Prokes. Lewat lembaga pembelajaran, aktivitas media sosial, anak muda kerap kali mempromosikan protokol Kesehatan (provokasi), paling utama gerakan 3M( mencuci tangan, jaga jarak, gunakan masker).
Promosi kesehatan bisa jadi dikira remeh dikala ini, tetapi di masa- masa dini pandemi, promosi kesehatan sangat diperlukan di warga selaku wujud sosialisasi serta bimbingan buat senantiasa sehat serta memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Kedua, penggalangan dana. Dikala pandemic (pandemi global) menyerang, warga hendak memerlukan bermacam perlengkapan kesehatan terpaut COVID- 19. Tidak hanya itu, warga pula memerlukan saluran dorongan pangan, paling utama buat isolasi mandiri ataupun pembatasan aktivitas warga (PPKM). Kalangan muda mengawali inisiatif penggalangan dana kelompok.
Penggalangan dana dicoba lewat jaringan desa, lembaga pembelajaran, kelompok warga ataupun online. Kitabisa. com, misalnya, sudah mengumpulkan total Rumah sakit 170, 5 miliyar. Dana tersebut digunakan buat membeli perlengkapan pelindung diri (APD) untuk petugas kesehatan, sarana rumah sakit, kit diagnostik, dorongan santapan, serta kit keselamatan untuk warga rentan.
Ketiga, penciptaan inovasi teknologi. Selaku anggota negeri serta komunitas tech- savvy, pemuda pula ikut serta langsung dalam bermacam inovasi teknologi terpaut Covid- 19. Di bidang kesehatan, misalnya, anak muda sudah menghasilkan face shield hasil rancangan mahasiswa Universitas Sevelas Mareta, hand sanitizer kelor yang dibesarkan mahasiswa Universitas Tadullaco, serta robot sterilisasi Covid- 19.
Virus yang dibesarkan mahasiswa Universitas Brawijaya, layanan konseling online psikologi yang dibesarkan mahasiswa Institut Teknologi. 10 November serta banyak dari inovasi teknologi yang lain ini diperlukan oleh warga baik buat deteksi ataupun penangkalan serta sokongan psikologis.