Lihat ke Halaman Asli

Bagus Mana, Buku atau Filmnya?

Diperbarui: 11 Juli 2019   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: piccsy.com

Cukup banyak film yang ceritanya diadaptasi dari buku best seller yang telah lebih dahulu terbit. Film hasil adaptasi memiliki tantangan tersendiri bagi sutradara dan penulis naskah yang menggarapnya. Karena mau tidak mau, penonton akan membandingkannya dengan versi cerita aslinya di dalam buku. Apalagi bila buku yang diadaptasi merupakan best seller. Tentunya telah banyak orang yang membacanya dan menyukai jalan ceritanya.

Saya dan para kutu buku lainnya yang dasarnya memang lebih menyukai baca buku ketimbang nonton film, pasti telah memiliki ekspektasi sendiri. Bila visual dan gaya penceritaan hasil adaptasi tersebut tidak seperti yang diharapkan, pastinya penonton akan kecewa.

Namun sebaliknya, apabila ternyata sutradara dan penulis naskah mampu memvisualkan jalan cerita dengan sangat baik, bahkan melebihi ekspektasi pembaca bukunya, maka bukan tidak mungkin penggemar akan lebih menyukai versi filmnya daripada bukunya.

Saya mempunyai beberapa daftar film Indonesia yang diadaptasi dari buku yang sudah pernah saya baca sebelumnya. Bila mau dibandingkan, versi mana yang lebih saya sukai, ternyata hasilnya berbeda-beda.

Ada yang filmnya jauh di bawah ekspektasi saya saat membaca bukunya. Ada yang sama kerennya, karena dua-duanya punya daya tarik tersendiri. Namun ada pula yang ternyata versi filmnya jauh lebih berkesan karena adanya tambahan visualisasi, musik, dan akting para pemain yang melebihi ekspektasi.

1. Laskar Pelangi

infojalan2bandung.blogspot.com

Siapa yang tidak tau buku tetralogi best seller karya Andrea Hirata ini? Saking terkenalnya, daerah Belitung yang merupakan latar cerita dalam buku ini sampai dijuluki "Negeri Laskar Pelangi". Buku pertama dari tetralogi ini yang berjudul Laskar Pelangi terbit pada tahun 2005 dan berhasil terjual sebanyak 600 ribu copy. Buku yang sama juga akhirnya diterjemahkan dan dijual di puluhan negara.

Kesuksesan itulah yang kemudian buku ini diadaptasi ke dalam film layar lebar berjudul sama pada tahun 2008. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza. Agar lebih masuk ke dalam cerita, syuting pun dilakukan di Pulau Belitung yang memang merupakan latar asli cerita. Para pemeran utama yang merupakan sekelompok anak SD juga merupakan anak-anak asli Belitung. Film ini pun sukses besar dan ditonton oleh lebih dari 4,7 juta penonton, dan masuk menjadi salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Lalu bagaimana jika kita membandingkan versi buku dan film adaptasinya? Walaupun kedua-duanya meraih kesuksesan, tapi bagi saya pribadi, ternyata jauh lebih menyukai versi filmnya daripada bukunya. Ini suatu hal yang jarang, mengingat saya orang yang lebih suka membaca daripada nonton. 

Tapi untuk film yang satu ini, visual yang ditampilkan benar-benar melebihi ekspektasi saya saat membaca bukunya. Akting para pemainnya pun luar biasa. Sehingga walaupun sudah berkali-kali nonton, saya pasti menangis tiap kali adegan si anak jenius Lintang terpaksa putus sekolah. Dan itu tidak terjadi saat saya membaca bukunya.

2. Perahu Kertas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline