Lihat ke Halaman Asli

Tren "Staycation", Penghematan atau Kemewahan?

Diperbarui: 20 Juni 2019   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plataran Canggu Resort & Spa, Bali. (kompas.com/Plataran Canggu Resort & Spa, Bali.)

Pernahkah kamu mendengar istilah staycation? Bagi yang sering mantengin media sosial para artis (terutama di instagram) akhir-akhir ini pasti sering melihat tagar staycation di akun mereka. 

Caption tersebut biasanya disematkan pada foto atau video yang berisikan aktivitas mereka saat berada di sebuah hotel mewah atau penginapan berkonsep unik. Karena itu lah orang akan langsung berasumsi bahwa staycation identik dengan menginap di hotel. 

Apalagi dengan banyaknya hotel yang mulai melancarkan strategi marketing mereka dengan mem-branding diri sebagai hotel yang 'pas' untuk anda yang ingin ber-staycation ria.

Bila kita mencermati asal muasal istilah ini, sebenarnya asumsi di atas kurang tepat. Istilah staycation sendiri sebenarnya mulai populer saat terjadinya krisis keuangan di US, yaitu sekitar tahun 2007 sampai 2010. 

Kondisi keuangan yang sulit akibat krisis membuat orang akan berpikir dua kali jika ingin pergi plesiran ke tempat yang jauh. Tentu saja pertimbangan biaya transportasi dan akomodasi yang mahal merupakan alasannya. Mau tidak mau, orang-orang pun terpaksa menunda keinginan tersebut untuk sementara waktu.

Walaupun demikian, rupanya orang-orang tidak kehilangan akal untuk tetap bersenang-senang menikmati waktu libur mereka, walaupun hanya dapat dilakukan di rumah atau di dalam kota. Kondisi inilah yang memunculkan istilah staycation, yang berasal dari kata 'stay' yang artinya tinggal/ menetap, dan 'vacation' yang artinya liburan.

"Saya sendiri adalah orang yang suka dengan gaya liburan staycation. Ide berdiam diri menikmati fasilitas di hotel cukup menarik buat saya."

Staycation kurang lebih adalah periode di mana orang memilih untuk menghabiskan waktu liburannya dengan tetap tinggal di rumah dan melakukan serangkaian aktivitas yang menyenangkan di tempat yang dekat dengan rumah (tanpa perlu menginap). Karena itulah awalnya pilihan aktivitas untuk staycation adalah berjalan-jalan di taman, piknik, membaca buku di perpustakaan, atau bersepeda keliling kota .

Bicara tentang format staycation yang kita kenal sekarang sepertinya sudah agak bergeser dari aslinya, terutama terkait tujuan awalnya yang merupakan sebuah penghematan. 

Staycation yang menjadi tren saat ini lebih pas bila disebut sebagai alternatif pilihan untuk berlibur. Yang tetap saja membutuhkan biaya yang besar, karena biasanya dilakukan di hotel mewah berfasilitas lengkap. Kalau sudah begitu, biaya yang dikeluarkan bisa berkali lipat dibanding orang yang bepergian ke tempat yang jauh dengan gaya backpacker-an.

Saya sendiri adalah orang yang suka dengan gaya liburan staycation. Berhubung saya orangnya kurang memiliki jiwa petualangan, dan mudah lelah juga, makanya ide berdiam diri menikmati fasilitas di hotel cukup menarik buat saya. Tapi dengan catatan, hotel tempat saya menginap harus nyaman dan berlokasi di daerah yang sejuk dan tenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline