Lihat ke Halaman Asli

Saya Pernah Bercita-cita Jadi Jomlo Abadi

Diperbarui: 12 Juni 2019   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picasaweb.com

Cita-cita kok jadi jomblo, aneh kan ya. Orang lain terutama yang masih single biasanya justru anti banget dengan status jomblo. Ga keren banget, masa hari gini jomblo sih, truk aja gandengan. Tapi ini beneran, saya dulu sempat bertekad untuk tidak menikah seumur hidup, alias jadi jomblo abadi. 

Halah, palingan si mbaknya patah hati atau ga laku-laku kali, makanya ga mau nikah. Eittss..jangan nyinyir gitu dulu dong, enak aja bilang saya ga laku, jelek-jelek gini saya juga banyak yang mau kali. Lantas kenapa dong malah pengen jomblo?

Hmm..kalau ditanya kenapa, alasan saya saat itu cukup rasional kok. Bukan sekedar sok beda atau ikut-ikutan tren 'males nikah' yang menjangkiti anak muda di negara maju. Bukan juga karena saya penganut aliran hubungan tanpa komitmen, karena walaupun agak aneh gini saya orangnya lumayan religius lho.

Sebagai anak gadis berusia matang alias siap dinikahkan, saat itu saya sudah mulai banyak menerima pertanyaan maha penting, yaitu 'kapan nikah?'. Tunggu apa lagi sih? Kalau udah ada calonnya, udah ga usah mikir kelamaan, langsung saja. Atau komentar yang lebih kejam menjurus menyumpahi, "Kamu jadi perempuan jangan terlalu pemilih, nanti jadi perawan tua!" Wadaww..ampun deh..

Selain pertanyaan, serangan yang paling banyak diterima oleh anak gadis seusia saya saat itu adalah perjodohan. Ga ada angin ga ada hujan, lagi asik-asik nyantai baca buku sepulang kerja, tiba-tiba aja emak tersayang telepon. Setelah berbasa-basi, ujung-ujungnya cerita kalau dia abis ketemuan ama teman lamanya yang kebetulan punya anak perjaka. 

Singkat cerita, kedua ibu yang sama-sama khawatir tentang keberlangsungan keturunan mereka ini pun sepakat untuk mengenalkan anak-anak mereka, alias saya dan perjaka yang tak pernah saya kenal itu. Dalihnya adalah, kenalan dulu kan ga ada salahnya toh, siapa tau cocok. Glek..

Kalau sudah begini, saya pun akan mengeluarkan statement pamungkas saya, yaitu, "Udah deh ma, aku udah bilang, aku ga pengen nikah, aku pengen jomblo seumur hidup!" Emak saya pun cuma bisa pasrah menghadapi anak gadisnya yang aneh.

Dulu memang saya berpikir bahwa menikah itu ribet (memang sih) dan cuma menyusahkan hidup doang. Bayangkan kamu harus menghabiskan hidup dengan satu orang yang sama sampai mati. Ga peduli dia jorok, males, keras kepala, tidur ngorok, bau ketek, tetep ga bisa diputusin terus cari yang lain (ya iyalah). 

Belum lagi persoalan uang belanja, anak rewel, pekerjaan rumah, masalah ART, mertua, ipar, tetangga, dan seabrek masalah lainnya. Membayangkannya aja udah males kan, ngaku deh.

Tapi itu dulu. Sekarang faktanya saya adalah seorang istri dan emak beranak satu. Bukan berarti segala permasalahan di atas tidak saya alami (jangan ngarep), tapi seiring waktu semuanya jadi tidak terlalu membebani lagi. Apalagi jika sepulang kerja, ada sepasang kaki mungil  yang berlari menyambut di pintu sambil berteriak gembira, "Mama pulang...!!" Ya ampun nak, mama mu ini pernah pengen jadi jomlo abadi, kamu jangan ikut-ikutan yah, mama pengen punya cucu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline