Lihat ke Halaman Asli

Ibnul Fadani

Penulis | Pembaca | Atlet

Taubat dari Bayangan Dosa

Diperbarui: 9 Juni 2023   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dosa merayap di sudut hatiku,
Seperti bayangan yang mengikuti langkahku.
Terjebak dalam belitan kegelapan,
Hati terluka, ragu, dan terhimpit penyesalan.

Seperti api yang membakar jiwa,
Dosa menghancurkan rasa bahagia.
Mengisap kehidupan yang dulu berseri,
Meninggalkan jejak luka yang terpendam di dalam diri.

Namun, taubat adalah cahaya di kegelapan,
Bagaikan sinar matahari menerobos jendela hati yang terkunci.
Dalam langkah-langkah kecil menuju kebenaran,
Menghapus dosa-dosa yang telah kau simpan.

Taubat adalah pelipur lara jiwa yang terluka,
Memberikan kesempatan untuk memulai kembali.
Seperti air yang mengalirkan kembali sungai yang kering,
Taubat membawa pemulihan dan kehidupan yang baru.

Bebas dari belenggu dosa yang mengikat,
Dalam taubat, kau temukan ketenangan dan damai.
Berkat kasih dan pengampunan-Nya yang tak terhingga,
Kau bisa bangkit dari kegelapan dan bercahaya kembali.

Jadi beranjaklah, jangan biarkan dosa merajai,
Berlari menuju taubat yang menyucikan hati.
Menatap masa depan dengan harapan dan keyakinan,
Bahwa rahmat-Nya takkan pernah berakhir dan selalu ada untukmu.

Matahari terbit di ufuk timur,
Memancarkan sinar kehidupan yang baru.
Kegelapan malam yang telah berlalu,
Kini kulihat dunia dalam warna-warna indahnya.

Seperti bunga yang mekar dengan megah,
Semangatku merekah tanpa kehadirannya lagi.
Dulu kau adalah matahariku, sumber kehangatan,
Namun kini aku tahu, semangat tak tergantung padamu.

Aku seperti burung yang terbang bebas,
Tak lagi terbelenggu oleh belenggu cintamu.
Kekuatan dan semangat mengalir dalam diriku,
Menghiasi hidupku dengan warna-warna yang baru.

Seperti ombak yang tak henti menghantam pantai,
Semangatku tak pernah padam meski kau pergi.
Aku menemukan keindahan dalam kemandirian,
Melangkah maju dengan keyakinan dan inspirasi.

Hujan yang turun seperti tanda harap,
Membasuh luka-luka yang kau tinggalkan.
Kini aku bersinar dengan cahaya pribadiku sendiri,
Tak ada lagi ketergantungan padamu, kekasih yang pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline