Lihat ke Halaman Asli

Joni Iskandar

Muda, Melankolis & Senyap

Latah Pancasilais

Diperbarui: 1 Juni 2017   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Momen peringatan merupakan alarm bagi manusia, sebagai makhluk yang cenderung lupa. Sebagaimana arti manusia dalam bahasa Arab 'Insan' yang masih satu akar kata dengan kata nisyan yang bermakna lupa. Hari lahir Pancasila sebagai salah satu momen penting, harus diperingati agar warga negara Indonesia terus mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Tentu bukan sekedar mengenang lewat jargon "saya PANCASILAIS" saja. Namun juga disertai dengan penerapan nilai nilai yang terkandung di dalamnya.

Sejarah Pancasila adalah simpul kesepahaman masyarakat Indonesia. Hasil pergulatan antar ideologi menjelang kemerdekaan. Dengan segala macam dialektika yang muncul, lahirlah pancasila sebagai kesepakatan bersama dalam memayungi keberagaman adat istiadat, suku dan agama yang ada di Indonesia.

Sejak saat itu, Pancasila didaulat sebagai dasar dasar negara dan falsafah bangsa. Tiap tiap butirnya diambil dari saripati kehidupan masyarakat Indonesia yang berbeda beda namun bersedia melebur dalam satu bangsa. Bhinneka tunggal Ika. Filosofi yang mempersatukan perbedaan bukan dalam bentuk penyeragaman. Sehingga saat itu, Pancasila sudah dianggap final sebagai payung bernegara.

Konsekwensi Pancasila sebagai dasar negara juga menjadikannya sebagai rujukan hukum dalam menjalankan roda pemerintahan. Apa apa yang berkaitan dengan kehidupan bangsa Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Pancasilais bermakna mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pertanyaannya, apakah pemahaman kita terhadap Pancasila sudah bulat dalam menghadapi segala persoalan bangsa yang muncul hari ini.

Akhir akhir ini, perdebatan antara agama dan negara kembali mencuat. Lalu, Bagaimana menafsirkan sila pertama dalam menghadapi keberagaman agama di Indonesia? Kenapa orang yang mengaku sama sama pancasilais bisa berseberangan dalam pengamalannya? Misal gerakan nyala 1000 lilin dan gerakan 1000 obor dengan sentimen kepentingan yang berbeda antarsatu sama lain.

Bagaimana pengamalan nilai Pancasila dalam sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya? Karena pengakuan Pancasila sebagai falsafah negara harus mengaktualisasi dalam kehidupan sehari hari.

Bagaimana cara kita mengamalkan Pancasila ketika berhadapan dengan modal asing, penguasaan sumber daya alam, dan kepentingan global. Karena dalam Pancasila ada pesan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Persoalannya, pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan pemerintah hari ini hampir selalu menyertakan modal dan pihak asing dengan dalih memacu pertumbuhan ekonomi. Entah kenapa yang dimaksud dengan pertumbuhan selalu sejalan denga kesenjangan pendapatan dan lepasnya warga pribumi dari mata pencaharian mereka.

Lalu apakah makna dari pancasilais itu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline