Lihat ke Halaman Asli

Lantau Island: Wisdom Path & Musik Tradisional China Hingga Tak Ada Signal Hape di Bukit Sana

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1293151285435542672

Setelah mengadakan perjalanan ke patung Buddha, Saya tak menyia-nyiakan waktu yang ada. Karena dari petunjuk di sekitar Ngong Ping Village, Jalan menuju Wisdom Path cukup dengan jalan kaki 15 menit. Melewati sebuah pintu gerbang tinggi menuju Po Lin Monastery (Tempat sembahyangan orang Hong Kong & sekitarnya, Dengan membawa sumbu-sumbu yang berbentuk seperti lidi (hio-red) yang ujungnya dibakar & diletakkan di sebuah tempat khusus). Kemudian saya mengikuti beberapa orang yang dipastikan berjalan pula ke arah Wisdom Path. Melewati sebuah Tea Garden Restaurant yang desain tempatnya berada di pinggir hutan dengan banyak hiasan boneka-boneka unik yang terbuat dari kain perca. Waktu saya lewat dekat restaurant tersebut diputar musik khas tradisional China & mengalun dengan kerasnya. Hehe bak waktu ada hajatan di kampung saja...

12931513931108180434

Segera saya menuju sebuah papan petunjuk yang mengarah ke Wisdom Path. Ada 2 jalan bercabang menuju kesana, Ke arah kiri atau kanan ya? setelah yakin saya pun melangkahkan kaki ke arah kanan. Dan ternyata jalanan menuju kesana sangat sepi & tak ada orang sama sekali.

12931514471590125304

Sambil berjalan saya melihat ke sekeliling & terlihat disana hutan lebat di kanan kiri jalan. Beberapa macam pohon-pohon besar & tua berdiri kokoh, Ada sampai yang berlumut dan tetap berdiri dengan kokoh. Mungkin usianya puluhan bahkan ratusan tahun. Ada juga rumpun batang Bambu & beberapa jenis bunga-bungaan. Beberapa langkah kemudian, Kaki saya berhenti pada sebuah gundukan berwarna hitam di depan situ. Olalaaaaa...Saya mengamati gundukan hitam tersebut & Ya Allah..... Apa ini?? Ternyata gundukan tersebut adalah kotoran sapi lhoh. Hahaha...Saya tersenyum-senyum sendiri karena sudah lama rasanya tidak menikmati pemandangan tersebut. Dulu jika di kampung mah lihat kotoran sapi sudah biasa ya, Tapi ini di Hong Kong^^. Dan sambil mengingat-ingat pemandangan tadi saya melanjutkan perjalanan. Saya baru ingat belum membuka hape sejak dari Mui Wo & ternyata ada beberapa panggilan masuk dan sms yang mampir ke hape saya. Saya pun membaca sms tersebut, Ternyata kawan sekota yang mengirimkannya. Segera saya memencet hape untuk menghubungi kawan saya itu bahwa saya saat itu sedang berada di hutan daerah Tung Chung.

12931512151432640195

1293151543238168925

Wah...ternyata didalam hutan daearah Ngong Ping Thung Chung menuju Wisdom Path tak ada signal hape sama sekali. Yowes, Saya pun melanjutkan perjalanan kembali. Sesekali saya berpapasan dengan beberapa orang yang dipastikan mengunjungi Wisdom Path, Berarti perjalanannya tinggal beberapa menit lagi. Dan masih terlihat di jalan setapak yang saya lewati di kanan kiri hutan yang tumbuh dengan lebatnya. Alhamdulillah 5 menit kemudian saya pun menemukan monumen kayu yang bertuliskan kaligrafi huruf China.

12931513031432498948

1293151635935382596

Ada puluhan kayu berjajar diatas bukit, Dan  di setiap kayu tersebut terdapat tulisan kaligrafi China yang tersusun dari atas ke bawah. Yang entah saya sendiri tidak mengetahui apa saja artinya. Saya segera mengeluarkan kamera kembali. Klik...Klik...

1293151684224154282

Langit terlihat gelap di dalam hutan di Wisdom Path ini. Jam menunjukkan angka 17:30.  Akhirnya saya segera menuju terminal bus di Ngong Ping Village & naik bus nomor 3M jurusan Tung Chung dengan mengeluarkan ongkos $HK27 lagi(Mahal euy^^). Dan 35 menit kemudian sampailah bus di teminal Thung Chung, Kemudian saya naik MTR menuju Station Diamond Hill. Ketika seorang tetangga flat bertanya kemana saya liburan pada Ahad lalu, Saya pun menceritakan bahwa saya mengadakan perjalanan ke beberapa tempat sekaligus dari mulai Central-Mui Wo-Tung Chung. ''Gilaaa!!'' Begitu jawab tetangga flat saya tersebut. Perjalanan mengajarkan saya akan banyak hal. Bersyukur atas nikmat dari-Nya, Mengontrol emosi saya yang kadang naik turun, Mendapatkan cerita berbeda dari perjalanan pada banyak tempat yang saya kunjungi hingga mendapatkan kenalan yang tak sengaja saya temui dalam perjalanan tersebut. Saya memang begitu tertarik dengan tempat-tempat yang menawarkan tantangan. Kota besar & segala kemudahannya hanya membuat saya bosan. Salam hangat dari negeri beton. Keterangan foto: koleksi pribadi dan sebagian pernah saya upload di blog multiply saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline