Lihat ke Halaman Asli

Kepemimpinan Partisipatif Pendidikan

Diperbarui: 6 Juni 2021   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dalam melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. 

Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. 

Istilah yang biasa digunakan untuk mengacu pada aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis.

Kepemimpinan partisipatif dalam pendidikan dapat diistilahkan dengan kepemimpinan terbuka, bebas, atau nondirective dalam lembaga pendidikan. Gaya kepemimpinan partisipatif, kepala sekolah hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Kepala sekolah hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan pada guru dan staff untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Tugas kepala sekolah hanya mengarahkan tim kepada tercapainya konsensus.

perilaku partisipatif kepala sekolah ini memiliki kualitas dinamis dan dapat berubah seiring waktu. sebagai contoh, perilaku yang sebelumnya merupakan konsultasi, dapat berubah menjadi keputusan bersama ketika guru dan karyawan menyetujui pilihan kepala sekolahnya.

Kepemimpinan partisipatif yang ada di lembaga pendidikan harus mampu memberikan ruang peran serta secara bermakna pada para guru dan karyawan dalam menjalankan aktivitas lembaga pendidikan serta proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kepala sekolah menghargai masukan berguna yang diberikan oleh para karyawannya dan bukan tidak mungkin masukan mereka dijadikan landasan penentuan keputusan.

Dengan adanya partisipasi diantara para pengelola pendidikan, maka para guru dan karyawan merasakan bahwa keputusan yang diambil itu adalah hasil dari perjuangan bersama sehingga rasa memiliki dan keinginan untuk berhasil dalam menerapkannya terbangun lebih kokoh di dalam pikiran mereka. Tentunya, mereka harus diyakinkan dengan argumen yang jelas mengapa suatu masukan diterima dan masukan lainnya ditolak. Kejelasan argumen serta dukungan jiwa besar dari para karyawannya dan pimpinan untuk menerimanya sebagai keputusan bersama adalah faktor pendukung yang disyaratkan untuk ada. 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep kepemimpinan partisipatif yang ada di lembaga pendidikan, ini berarti dapat memberikan kesempatan bagi semua untuk menampilkan pendapat dan pilihan sebelum keputusan akhir ditentukan, para guru dan karyawan merasa diperlakukan secara hormat. Hal ini akan menambah bekal pengalaman yang berguna serta rasa percaya diri yang kuat sehingga apabila suatu saat nanti tanggung jawab lebih tinggi dibebankan, mereka telah relatif siap secara mental.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline