Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi Burnout dalam Bekerja

Diperbarui: 7 Desember 2015   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mengatasi burnout dalam bekerja"][/caption]

Mengatasi burnout dalam bekerja. Mungkin istilah burnout jarang kita dengar dalam keseharian. Beberapa kali saya membaca share artikel produktivitas, seringkali saya menemukan istilah burnout di blog. Terutama di blog luar negeri.

Burnout sendiri mengingatkan saya pada sebuah istilah di dunia otomotif. Dimana roda mobil berputar dengan kencang, namun dalam kondisi mobil diam/di rem sehingga keadaan tidak maju/stagnan. Kondisi roda berputar kencang tapi mobil tidak berjalan, mengakibatkan asap putih yang menandakan ban mobil mulai terbakar.

Kalo dalam dunia kerja bisa di analogikan kondisi kerja dimana tenaga terkuras terlalu banyak, namun serasa tidak ada progress dan kemajuan. Serasa berlari ditempat. Efeknya membuat pikiran mudah lelah dan mudah sekali stress.

Apakah ada yang salah dengan pekerjaannya? Atau kita bekerja kurang efektif? Atau memang beban pekerjaannya yang terlalu berat?

Setelah saya renungkan kembali, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan burnout dalam bekerja:

  1. Bisa jadi memang pekerjaan terlalu banyak. Dimana setiap pekerjaan membutuhkan waktu yang logis untuk menyelesaikannya. Hal ini membuat pikiran kita mudah lelah.

  2. Bisa jadi kita kurang memperhatikan prioritas. Mengerjakan hal yang mendesak memang menguras tenaga, membuat waktu selalu terasa kurang. Akhirnya kita tidak bisa mengerjakan hal prioritas terlebih dahulu.

  3. Bisa jadi kondisi badan kita kurang fit. Hal sepele yang mungkin kurang disadari. Kita lelah namun tidak merasa lelah. Bila diabaikan bisa membuat kondisi tubuh drop tiba-tiba sehingga jatuh sakit.

  4. Bisa jadi pekerjaan memang terlalu sulit. Mungkin ada baiknya kita meminta bantuan rekan kerja bila beban kerja dirasa terlalu berat. Mungkin yang kita kerjakan membutuhkan teamwork untuk menyelesaikannya. Mungkin kita butuh pendelegasian pekerjaan.

  5. Bisa jadi kita kurang memperhatikan evaluasi progress. Progress dimonitor agar kita selalu sadar dimana posisi kita, sampai mana progress kita, dan apa targetan kita selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline