Lihat ke Halaman Asli

semangat tua

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak memutuskan untuk merantau ke Jogja, ada banyak kultur budaya baru yang saya temukan. Adat istiadat yang sungguh jauh berbeda dengan kampung saya di sumatera. Kebudayaan jawa yang penuh unggah inggihnya menuntut saya untuk bisa beradapatasi. Ada 1 hal yang terus menerus menari nari pikiran saya yakni "Semangat Tua". Mungkin saya agak kesulitan untuk memberi definisi apa itu semangat tua, tapi saya berharap foto dibawah ini cukup menjelaskan apa yang ingin saya sampaikan.

Anda dapat mendefinisikan secara bebas arti dari foto yang saya tampilkan di atas. Sekedar informasi, foto ini saya ambil di sore hari sepulang dari kampus. Si mbah ini baru saja pulang dari pasar dan berjalan kurang lebih 3 km.  Saya tak tahu dimana rumah si mbah namun yang pasti si mbah melewati jalan yang sama hampir setiap hari nya. Saya hanya bisa tertegun sambil menghentikan deru mesin sepeda motor saya saat melihat si mbah berlalu didepan saya. Keesokan dan beberapa hari setelahnya, saya mencoba untuk sedikit peduli dengan apa yang saya lihat disepanjang jalan yang sebelumnya sangat jarang saya lakukan. Awalnya saya menilai semangat tua itu mungkin tergantung dari masing masing pribadi yang telah berusia lebih dari 50tahun apakah mereka ingin terus bekerja atau hanya duduk manis dirumah. Namun semakin hari saya semakin menemukan banyak menemukan orang yang telah lanjut usia dengan semangat yang sama, hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa itu adalah budaya. Kesimpulan itu dipertegas setelah berdiskusi dengan beberapa orang teman asli jawa (jogja dalam hal ini). Jika saya boleh sedikit membandingkan, pemandangan ini jelas tak akan saya temui di kampung halaman saya, di Bengkulu. Begitupun rasanya dengan beberapa propinsi yang tergabung di gugusan pulau sumatera.

Di sumatera saya hanya melihat bagaimana beliau beliau yang terlah lanjut usia menikmati masa tuanya dengan duduk duduk di teras rumah. Bersantai sambil bermain dengan cucu mereka ataupun jikalaupun memaksa mereka untuk bekerja, mereka hanya menunggui toko kelontong kecil atau warung kecil didepan rumah. Sebuah pekerjaan yang cukup ringan bagi mereka. Sebagian lagi ada juga yang menikmati asuransi masa tua dan juga tabungan pensiun mereka. Panti jompo juga menjadi tempat favorit untuk menitipkan lansia.  Singkat kata, tak saya temui di bagian Indonesia lain lansia yang berjalan lebih dari 3 km di sore hari karna habis berjualan. Terkadang saya bertanya dalam hati, kemana anak-anak kakek dan nenek ini sehingga mereka harus terus bekerja diusia yang sangat renta. Anak-anak yang telah dirawat dan dibesarkan seyogyanya mengurusi mereka sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada orang tua. Namun saya tidak berani menjudge apa yang saya lihat. Mungkin saja keadaan ekonomi yang menuntut mereka untuk terus bekerja atau bahkan kultur budayalah yang menjadi alasannya. Apapun itu, berjualan dan berjalan dengan tubuh yang sudah bungkuk tetap menyisakan berjuta rasa dihati saya. Ingin sekali saya mengantarkan mereka pulang, aahhh saya rasa tubuh mereka juga terlalu renta untuk naik ke atas kendaraan roda 2 saya. Gambar diatas hanya 1 dari sekian banyak cerita yang sering saya lihat sehari hari. Ada kakek yang mengayuh sepeda dengan keranjang gabah disisi kiri dan kanan sepedanya. Ada juga lansia yang masih merasa kuat untuk turun ke sawah. Mungkin memang tak semua lansia, namun demikian apa yang saya lihat setiap harinya cukup menjadi bukti kegigihan mereka dalam hidup ini. Memang tak banyak yang bisa saya lakukan. Saya hanya berharap mbah mbah para lansia itu masih dapat menikmati masa tuanya sebelum ajal menjemput. Semoga mereka melakukan pekerjaan mereka itu dengan hati senang serta tetap mencintai anak dan keluarganya. Saya bangga pada semangat tua dalam menapaki kehidupan. Mereka mampu menampar anak muda pemalas seperti saya untuk dapat melakukan lebih dari apa yang mereka lakukan.

Semoga allah selalu memberikan kesehatan dan rejeki yang berlimpah. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline