Saat engkau mulai berarti, aku selalu takut menyakiti.
Bukan apa-apa, memilikimu adalah anugerah, menjagamu adalah ibadah dan, balasannya Jannah.
Saat engkau mulai berarti, aku selalu takut kau pergi. Apalagi, tanpa ada kesempatan untuk kembali lagi.
Bukan apa-apa, tapi sejak bersamamu aku selalu malu bermaksiat.
Saat engkau mulai berarti, aku selalu takut menyia-nyiakan, apalagi mengingkari janji yang telah kita sepakati.
Bukan apa-apa, bagiku mudah mencarimu tapi tidak untuk memilikimu.
Saat engkau mulai berarti, perubahan itu sering terjadi.
Mulai dari berpakaian, berbicara, bermuamalah, hingga menanti dia sang pengisi hati. Selalu tak lepas dari tuntunan islam ideologi.
Saat engkau mulai berarti, kecintaanku pada duniawi perlahan mati.
Sebab tak ada yang kucicipi darimu selain ketaatan pada Ilahi.
Saat engkau mulai berarti, perpisahan adalah hal yang kubenci.