Lihat ke Halaman Asli

Coretan Dewi Murni

Dakwah bil hikmah

Musuh Itu Bernama Sekulerisme, Bukan Agama

Diperbarui: 25 Februari 2020   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rri.co.id

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi tengah menjadi sorotan publik terkait pernyataannya soal agama adalah musuh terbesar Pancasila.

Yudian pun mengklarifikasi soal pernyataannya tersebut. Menurut Yudian penjelasannya yang dimaksud adalah bukan agama secara keseluruhan, tapi mereka yang mempertentangkan agama dengan Pancasila. Karena, menurutnya dari segi sumber dan tujuannya Pancasila itu religius atau agamis (voa-islam.com, 14/02/2020).

Menurut Pakar Sosiologi Hukum dan Filsafat Pancasila, Prof Suteki, apa yang dinyatakan Yudian telah menyimpang dari hukum. Bahkan Suteki menilai Yudian jelas-jelas telah melanggar Pasal 156 tentang Penodaan Agama.

"Pernyataan bahwa musuh terbesar Pancasila itu agama dan kemudian konstitusi itu di atas kitab suci, saya katakan ini ada dugaan kuat telah terjadi perbuatan yang memenuhi unsur-unsur Pasal 156 atau Pasal 156 a KUHP tentang penodaan atau penodaan agama," kata Suteki dalam acara ILC tvOne, bertema Agama Musuh Besar Pancasila pada Selasa malam, 18 Februari 2020.

Bahkan, bila kita mengembalikan statementnya pada pancasila, justru tidak selaras dengan pancasila yang pertama. Wajar bila akhirnya hujanan kritik membanjiri Yudian Wahyudi.

Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2), ia mendapat hujan kritik dari setidaknya 15 orang anggota dewan dari berbagai fraksi yang menyatakan kecewa dengan pernyataan 'agama musuh Pancasila' itu (Cnnindonesia.com, 18/02/2020).

Hari ini narasi-narasi islam begitu sering dilontarkan oleh penguasa yang memicu ketegangan di antara umat. Baru saja kemarin Indonesia dibuat hebot dengan kufur nikmat ala Presiden Jokowi. Kini, giliran Yudian Wahyudi yang melanjutkan kehebohan itu dengan narasinya, agama adalah musuh terbesar pancasila

Kerap kali agama dibenturkan dengan pancasila. Parahnya lagi, di rezim sekarang aktifitas dakwah yang dilakukan khatib harus diseleksi, disyaratkan bersertifikat dan memiliki komitmen kebangsaan. Sebagaimana yang diberitakan Mediaindonesia.com 14 Februari lalu. Hal tersebut pada akhirnya memberikan kesan seolah-olah muslim yang taat apalagi menyuarakan penerapan syariah kaafah tidak cinta Indonesia, intoleran dan pemecah belah umat.

Padahal agama islam sendiri jauh lebih dulu ada sebelum tercetus pancasila. Terlebih lagi islam adalah agama langit yang diturunkan oleh Sang Pencipta. Bukan agama buatan manusia. Maka sebenarnya tidak layak membenturkan islam dengan pencasila karena eksistensinya jauh berbeda. Apalagi sampai menjadikannya musuh pencasila, jelas ini nalar yang tumpul.

Faktanya korupsi, pencurian, pembunuhan, kezalliman, kemiskinan, pergaulan bebas dan tercerai berainya umat bukan disebabkan oleh islam. Justru islam yang menjadi spirit jihad para pahlawan tanah air untuk mengusir penjajah dari Nusantara. 

Islam begitu lantang menyuarakan persatuan bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia. Agama islam yang paling tegas mengharamkan korupsi, pencurian dan pembunuhan. Bahkan islam telah menyiapkan aturannya sedemikian rupa mulai dari pencegahan hingga sanksi yang tidak main-main.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline