Mengantisipasi terjadinya krisis air di masa mendatang dan wujud menutupi kekurangan sumber air baku di Kota Minyak, Pemkot Balikpapan dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) membuat gerakan panen air hujan. Sosialisasi pemanenan air hujan ini berlangsung di SMP 22, Senin (16/12). Sekaligus SMP 22 didapuk menjadi pilot project gerakan tersebut (17/12/19).
Isu krisis air bersih kini menjadi bagian viral dari banyaknya deretan masalah pokok negeri. Meski sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun kali ini makin ngeri.
Sebab bukan hanya melanda Indonesia, seluruh penjuru dunia ikut mengalami. Tak ingin mati kekeringan, pemerintah melakukan beragam antisipasi. Misalnya memanfaatkan datangnya musim hujan yang dinanti-nanti. Sebagaimana fakta di atas yang pada akhirnya mengeluarkan gerakan panen air hujan agar kebutuhan air bersih terpenuhi.
Apresiasi patut tercurah kepada pemerintah karena setidaknya program tersebut menjadi solusi praktis yang bisa diamalkan saat ini. Mengingat saat ini Indonesia mulai memasuki musim hujan.
Selebihnya kita harus berpikir serius dan mendalam bagaimana krisis air terselesaikan secara tuntas hingga akarnya. Karena air dibutuhkan 24 jam, bukan hanya oleh manusia saja, alam semesta juga sangat bergantung padanya.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia bersama dengan apa yang dibutuhkannya di muka bumi ini. Semua itu terhampar luas baik di daratan maupun di lautan.
Bumi 71% terdiri atas perairan dan Allah karuniakan Indonesia sebagai negeri yang memiliki bagian besar dari jumlah tersebut. Indonesia mempunyai 470 Daerah Aliran Sungai dan 232 cekungan air tanah yang 15 cekungannya ada di Kalimantan.
Tidak hanya menyediakan air bagi alam semesta, Allah Yang Maha Mengatur juga menciptakan hamparan hutan, intensitas matahari, temperatur hingga sungai, lautan dan danau.
Semua itu dalam rangka menata keseimbangan alam demi keberlangsungan dan kelestariannya. Misalnya Air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke angkasa (atmosfer) dan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es. Dalam hal ini biasa disebut siklus hidrologi atau daur air.
Kesimpulannya secara fisik ketersediaan air sebenarnya melimpah, sebagaimana Allah telah menegaskan bahwa, ".......dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (TQS al-Anbiyaa, ayat 2).