Lihat ke Halaman Asli

Coretan Dewi Murni

Dakwah bil hikmah

Mengkritisi Keseriusan Penguasa Berantas Narkoba

Diperbarui: 26 Januari 2020   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

medcom.id

Kawasan Gunung Bugis di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat (Balbar) menjadi perhatian serius dari aparat Kepolisian. Ini sebagai tindak lanjut atas terungkapnya warung sabu-sabu di kawasan tersebut.

Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Turmudi membenarkan hal itu. Menurutnya, belum lama ini Direktorat Resnarkoba Polda Kaltim mengungkap warung sabu-sabu di Gunung Bugis. Enam orang ditangkap dalam pengungkapan itu.

Usai pengungkapan tersebut, jajaran Polresta Balikpapan bersama TNI dan instansi Pemkot Balikpapan menyambangi warung sabu-sabu yang dimaksud, pada Kamis (9/1). Di sana mereka melakukan penggeledahan (http://kapefm.com).

Lagi, dan masih berlanjut kisah dramatis negeri ini yang membuat masa depan bangsa pesimis. Apalagi kalau bukan soal narkoba yang belum usai hingga tuntas. Kian tahun berganti, kian membuat hati teriris. Kasus demi kasus silih berganti terpajang pada pemberitaan, baik cetak maupun eletronik.

Sebenarnya telah banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah demi memberantas narkoba. Misalnya sosialisasi, edukasi, razia hingga penetapan hukum sanksi. Namun, semua itu tidak membawa perubahan berarti, sekalipun hukuman mati ditetapkan sebagai salah satu sanksinya. Jadi, apakah selama ini penguasa tidak serius menangani kasus narkoba?

Ada satu hal mendasar yang selama ini luput dari perhatian. Sehingga menyebabkan masalah narkoba tak kunjung usai. Yang ada semakin memperihatinkan. Apakah itu? sistem aturan kehidupan yang menyelimuti manusia.

Selama ini sistem aturan kehidupan yang mengikat individu, masyarakat dan negara masih bertumpu pada ideologi kapitalisme sekuler. Sebuah paham yang mengejar duniawi semata (materi/manfaat) dan memisahkan perkara agama dari perkara dunia.

Adanya pola pikir sekuler yang menyebabkan seseorang krisis keimanan. Tak paham mana halal dan haram. Tak peduli dosa atau pahala, yang penting saya senang, perut kenyang. Akhirnya narkoba menjadi alternatif solusi bagi banyak manusia-manusia rapuh tersebut. Padahal islam secara tegas mengharamkan segala hal yang memabukkan termasuk narkoba. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah ra:

"Rasulullah saw. melarang setiap zat yang memabukkan dan menenangkan" (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Pola pikir kapitalisme sekuler yang berstandar pada materi atau manfaat belaka, menjadikan narkobasebagai peluang besar berbau rupiah. Permintaan yang banyak dan harga yang terbilang wah, tentu ini sangat menggiurkan ditengah susahnya perekoniman masa kini. Apalagi di zaman globalisasi saat ini semua akses begitu mudah dijangkau. Peredaran narkoba bisa menembus jaringan internasional.

Adapun soal sanski kurang tegas dan tidak memberikan efek jera. Malah sebagian mendapatkan keringanan hukuman. Dengan dalih hak asasi manusia, vonis hukuman mati bisa dibatalkan. Kalaupun ada yang dieksesuki, jauh dari pemberitaan. Masyarakat hampir tidak mengetahuinya. Alhasil, efek jera tidak mampu dirasakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline