Lihat ke Halaman Asli

Stupid Backpacking: Goin' Where The Wind Blows #1

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ratusan kilometer dari rumah. Sendiri. Tanpa tahu arah. Tanpa tahu tujuan. Duit yang terbatas. Tanpa kartu ATM. Berjalan puluhan kilometer. Joinan(minum satu gelas berdua) kopi dengan orang yang baru dikenal. Tidur dipinggir jalan. Di tolong orang yang baru dikenal. Ketemu orang yang tujuh bulan keliling masjid-masjid Walisongo. Tidur dengan perasaan was-was takut di gerayangi homo. Ngobrol sama orang yang kemungkinan berprofesi sebagai pencopet. Ngobrol dengan orang Kalimantan. Dikasih wejangan orang yang gak dikenal


Kalo ada yang belum tahu, apa sich Stupid Backpacking itu ?!! Lihat postingan saya disini

Mungkin bagi sebagian orang, yang saya lakukan ini adalah tindakan goblog, gila, stress, buang waktu, sia-sia atau apalah sebutannya. Kalau ada yang bertanya, "Kenapa kamu melakukannya ?!". Saya hanya bisa menjawab, "Karena saya ingin melakukannya!! Dan saya suka!! Itu saja."

Dan, saya benar-benar melakukannya.

Jum'at, 2 April 2010, 07.10 WIB

Saya pergi ke stasiun Poncol Semarang. Sampai disana, ternyata ada antrian di salah satu loket. Malas mengantri, akhirnya saya putuskan membeli tiket di loket satunya lagi.

Mbak-mbak loket : Mau kemana mas ?!
Saya : Pokoknya kereta yang berangkatnya paling cepet ya Mbak!!
Mbak-mbak loket : Lha, Mas-nya mau kemana ?!.
Saya : Ya mau ke kota yang keretanya berangkat paling cepet dari sini !!?
Sambil geleng-geleng kepala, mbak-nya bilang, "CEPU !! Dua puluh delapan ribu, mas!!".
"Ini mbak", balas saya sambil menyerahkan uang tiga puluh ribu.

Mungkin saya terlihat seperti orang yang baru putus cinta, stress, dan kemudian berjalan tanpa tahu arah. Atau jangan-jangan dari kalian yang baca postingan ini juga berpikiran demikian ?!!.
GAK!!! Sama sekali nggak!!!. hehe....

Saya baca tulisan di tiket kereta, BLORA JAYA EKSPRESS. Bojonegoro. Jam 8:45 kereta datang. Karena hari libur, otomatis penumpang membludak. Para penumpang yang dibawah berebutan naik. Sementara itu, para penumpang yang masih di dalam kereta tidak bisa keluar karena terhambat penumpang yang masuk. Hasilnya, suasana bertambah ricuh. Teriakan-teriakan jengkel dari para penumpang yang ingin turun dari kereta tidak dihiraukan penumpang yang ingin naik. Ibu-ibu, anak kecil, orang tua bahkan tidak dihiraukan. Mungkin hanya ada satu hal di pikiran mereka, "bagaimana caranya supaya bisa memperoleh tempat duduk atau minimal tempat yang nyaman?!!".
Jadi inget film The Italian Job waktu si Stella bilang, "I trust everyone. The devil inside them I don't trust". Ada benarnya juga bahwa setiap manusia pasti punya iblis di dalam diri mereka masing-masing. Tinggal tunggu waktu dan kondisi yang tepat saja agar iblis itu keluar. Di kondisi ini, orang-orang keluar iblisnya demi kursi kosong. Setelah suasana sedikit tenang, saya akhirnya naik kereta juga, dan kebagian tempat paling gede alias ngesot. Ada Ibu-ibu yang berdiri, disampingnya ada pria yang duduk dikursi sambil terengah-engah. Ibu-ibu itu terus berdiri sampai akhirnya memutuskan pindah gerbong kereta.

Akhirnya kereta berangkat pukul 09:25 (Kenapa transportasi di Indonesia selalu TELAT!!!??).
Saya duduk di lantai kereta, pasang headset mp3 dan menikmati perjalanan.

Kulayangkan pandangku..Melalui kaca jendela
Dari tempatku bersandar seiring lantun kereta
Membawaku melintasi tempat-tempat yang indah
Membuat isi hidupku penuh riuh dan warna


-Perjalanan Ini.Padi-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline