Lihat ke Halaman Asli

Della Namira

Mahasiswa yang sedang belajar menulis kehidupan

Tidak Mungkin Jika Tidak Ada Pandangan tentang Dunia

Diperbarui: 4 Februari 2022   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Judul artikel ini saya ambil dari bagian di salah satu buku yang akhir-akhir ini sedang saya baca. Buku tersebut berjudul The Power Of Language , di mana buku ini merupakan buku pengembangan diri yang penulisnya ialah Shin Do Hyun dan Yoon Na Ru. 

Iya benar, buku ini ditulis oleh penulis dari Korea Selatan. Dimana negara tersebut adalah negara impian yang ingin sekali saya kunjungi selain dari Kota Mekkah. 

Buku ini berisi tentang bagaimana cara kita supaya bisa lebih cakap dalam berbahasa dan berkomunikasi melalui kisah klasik Barat dan Timur untuk menarik perhatian banyak orang. 

Tapi jangan salah, saya membaca buku ini bukan bermaksud untuk bisa menarik seseorang supaya tertarik kepada saya, tetapi saya ingin lebih memahami dan belajar lagi bagaimana sikap yang tepat ketika menghadapi suatu kondisi di kehidupan saya yang less sociable ini.

Saya membaca buku ini dikarenakan saya pikir cocok dan akan memberikan sedikit solusi akan apa yang sedang saya alami sekarang. Sejak lulus sekolah saya merasa lebih kurang berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar saya, lebih tepatnya orang-orang baru di sekitar saya. Ada rasa asing yang membuat saya kaget baik pada lingkungan maupun orang-orang disekitar saya, atau biasanya disebut dengan shock culture

Saya juga membuat artikel ini bukan karena ingin mereview buku yang saya baca ini, dan merekomendasikan kepada kalian untuk membelinya, bukan ya. Tapi saya ingin men-sharing apa yang saya take it from the book to my life.

Jujur saya belum membaca buku ini secara keseluruhan, sejauh ini kira-kira seperempat halaman dari buku ini sudah saya baca. Namun ada bagian di dalam buku ini yang cukup menarik perhatian saya. 

Bagian ini mengenai bagaimana itu sudut pandang. Biasanya kita mendengar kata sudut pandang ini ada di dalam sebuah kisah atau cerita. Para penulis biasanya menempatkan atau memposisikan dirinya di dalam cerita tersebut. 

Namun Di buku ini penulis mengajak saya sebagai pembaca untuk bisa menempatkan sudut pandang diri saya sendiri di dalam kehidupan saya. 

Penulis menyebutkan bahwa mengubah sudut pandang itu adalah sebuah keharusan, karena dunia hadir sesuai dengan sudut pandang, sesuai dengan apa yang kita lihat, meskipun dunia sendiri bersifat objektif, tetapi kita melihatnya secara subjektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline