Apakah separah itukah dunia ini? Begitu sulit menemukan sebuah persahabatan? Sulit menemukan teman-teman yang positif, yang benar-benar mendukung tanpa syarat? Sulit menemukan suasana yang menyegarkan untuk rohani tanpa ada sikut-sikutan, embel-embel, atau tipu daya? Dan hei... mengapa pikiran dan raga ini terasa begitu lelah padahal sudah melakukan banyak hal baik?
Dalam gelap, sosok ini terdiam letih dengan banyaknya pertanyaan di kepala yang seakan tak berujung. Ia letih akan semua hari yang dilaluinya. Ia ingin keluar dari zona itu, tapi entah apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ia mulai. Semua seperti lingkaran setan yang menarik dan menghisap semua energinya.
MEMBEDAH SATU PER SATU
Ia menarik nafasnya, mulai membedah perasaan dan pikirannya satu per satu. Masalah ini harus diselesaikan karena semakin lama semakin mengganggu hari-hari dan pikirannya. Apa yang sebenarnya terjadi? Ia mulai mencerna rutinitasnya.
Ia bangun saat masih gelap. Ia memasak untuk keluarganya, memastikan sajian lengkap dan sehat di atas mejanya. Ia mencuci dan membersihkan rumahnya dengan tempo cepat, bergegas dengan waktu... namun hingga ia berangkat, suami dan anaknya masih tertidur lelap menikmati empuknya kasur.
Ia melakukan semuanya almost perfect, hingga ikhlas melenyapkan keinginannya untuk berolahraga, sesuatu yang saat ia inginkan untuk menjadi lebih slim dan fit, yang membuatnya lebih oke dan percaya diri, namun hingga ia berangkat, suami dan anaknya masih tertidur. Hingga ada yang berteriak dalam kepalanya:'ini ga adillllllll!'
Di kantor, sudah lebih dari sebulan, teman akrabnya tiba-tiba melengos tanpa sebab dan ketus saat bicara. Di sisi lain, sang pemimpin pun memberi tugas di luar nalar, di luar tanggung jawabnya, yang membuatnya susah mengatur waktu dan menyelesaikan pekerjaan utamanya. Rapat tiap minggu pun dibuat panjang hingga melebihi waktu pulang kerja dan konyolnya hasil yang disimpulkan di rapat berubah keesok harinya saat akan dijalankan.
Tak tek tak tek... waktu seakan ga mau tau, tenaga dan waktu seperti tak sejalan. Waktu istirahat pun masiih ia pergunakan untuk bekerja, padahal mimpinya adalah mengoptimalkan waktu istirahatnya untuk menulis, kegiatan yang begitu ia sukai. 'hidup apa iniiiiii!!'
Di sela-sela waktu, ia pun harus menyiapkan printilan acara lingkungan tanpa dukungan teman-teman panitianya, yang selalu bersikap manis dan selalu minta maaf di depannya tapi di belakang... ngomongin dirinya dan membuat isu baru. Yang selalu menyikut dan tidak membantu dengan berbagai alasan. Ia terjebak!
Dan pulang kerja, seakan hidup menghukumnya. Ia belanja bahan masak, lalu menyiapkan makan malam dengan badan letihnya. Bayangan kasur empuk harus sirna, yang langgeng hanyalah letih yang memuncak.
BICARA PADA TUHANNYA
Ia bicara dengan Tuhannya, yang ia yakin selalu mendengar dan memberi solusi dengan cara yang tak tertebak. Tidak ada bahasan panjang untuk ini karena Tuhannya ini ga banyak omong, namun Ia beraksi dengan luar biasa.
SOLUSI HADIR
Saat scroll news feed ada konten yang langsung klik dengan dirinya: jauhi dirimu dari teman-teman negatif yang menghisap energimu tanpa ampun. Sebaliknya carilah teman-teman positif yang membuatmu tumbuh berkembang. Ia lirik Tuhannya, say thank you dengan senyuman yang mengembang.
TAKE ACTIONS
Ia membuat jadwal baru: memasak di malam hari (hanya satu kali sehari) dengan porsi yang lebih besar. Waktu paginya, ia nobatkan untuk olahraga membentuk core-nya. Di tempat kerjanya, ia membuat strategi ampuh untuk dirinya; membuat to do list, dan mensimple-kan tugas, sehingga ia melakukannya dengan lebih riang. Save energy. Untuk kegiatan pelayanan, ia mulai kurangi intensitasnya, mundur dari posisi yang ia ga suka, dan keluar dari wag yang ga ada gunanya. Ia pun mulai melepaskan teman-teman yang bersikap tak respect yang bermuka dua dan bergosip.