Lihat ke Halaman Asli

Catarina Tenny Setiastri

Ibu, guru, dan pejalan.

Mencari Keong Sawah Untuk Mengisi Liburan Anak? Yakin?

Diperbarui: 29 Juni 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Anak-anak dengan hasil panen keong sawahnya.

Hmm, aktifitas apa ya yang fun dan bisa melepaskan anak-anak dari gadget? Atau.. aktifitas apa ya yang bikin anak-anak bersemangat dan mendapatkan pengalaman baru yang tak terlupakan di liburan mereka?

Well well well.. bagaimana kalau mengajak mereka mencari keong sawah? Sawah? Keong sawah? Hahaha... saat pertama kali ide ini muncul, saya sendiri yang sudah dewasa begitu exciting. Tapi.. sawahnya siapa? Apa para petani oke kalau saya mengajak anak-anak ke sawah mereka? Lalu untuk anak-anak itu sendiri, apakah mereka mau ke sawah? Akan jijikkah mereka berjalan di pematang sawah? Atau akan gatalkah badan mereka terkena ilalang sawah? Atau akankah mereka sakit karena air sawah coklat yang bercampur tanah atau karena paparan sinar matahari sore? Pfff.. maafkan diri yang tak sempurna ini yang terlalu buuanyaaaaaakkkkk pertimbangan. Akhirnya saya putuskan,"Sudahlah.. sepanjang aktifitas ini positif dan bermaanfaat untuk anak-anak dan sekitarnya, pasti akan banyak dukungan dari berbagai pihak, so no worries". Yak! Saatnya mematangkan ide ini: ide mengajak anak-anak mencari keong sawah.

MENETAPKAN TUJUAN
Yes! Let's put first thing first: menetapkan tujuan aktifitas ini. Yang pasti, aktifitas ini akan memberikan pengalaman baru yang fun dan mengesankan untuk anak-anak. Mereka akan tau bagaimana rupa keong, dimana habitatnya, apa makanannya, kenapa harus dibersihkan dari sawah, protein yang dikandungnya, nilai jualnya yang begitu tinggi, dan perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk ke sawah. Mereka akan bereksperimen cara mendapatkan keong; dengan tangan telanjang atau dengan batang berjaring, dengan masuk ke lumpur atau hanya mencari di dekat pematang. Di sisi lain, mereka akan berinteraksi dengan teman, orangtua, dan petani yang ada di sekitarnya. Jalinan interaksi ini akan mengasah kepekaan mereka terhadap sekitarnya. Motorik kasar dan motorik halus mereka pun akan terasah saat memegang pematang sawah atau saat mengambil keong di sekitar lumpur.


CARI SAWAH
Nah, kalo tujuan sudah jelas, sekarang saatnya kita mencari sawahnya. Ga hanya sawah loh ya, tapi sebisa mungkin, kita pinang juga petaninya. Jika beruntung, pasti Pak Tani bisa menjadi nara sumber untuk kita dan anak-anak, ia akan membagikan ilmu yang ia miliki tentang sawah dan tentunya tentang keong yang akan kita cari. 

AJAKAN
Apa ya enak kalo si kecil cari keong sendiri? Krik krik, krik krik.. gitu deh entar jadinya. Yang ada malah rewel dan mutung. Jadi kenapa kita ga ajak orangtua dan anak-anak lain? Semakin rame, semakin seru kan? Apalagi saat ini mudah sekali untuk berbagi dengan bantuan media sosial, kita bisa menggunakan Whatsapp Group untuk mengundang anak-anak lain. Namun ingat juga untuk memberi batasan peserta supaya tetap nyaman dan menyampaikan pula tujuan aktifitas serta perlengkapan-perlengkapan yang harus dibawa, seperti: ember atau plastik kresek untuk tempat keong, pakaian yang boleh kotor, sandal jepit, topi, dan tas ransel kecil yang berisi air minum. Tentukan durasi aktifitas yang jelas: selama 1 jam (pk 17:00 - 18:00). Ini contoh ajakannya:  

Dokpri: Anak-anak bangga dengan hasil keong yang mereka dapatkan sendiri.

TRALALAAAA D DAY
Yihaaa... dan tibalah harinyaaaaa. Setelah greeting, briefing singkat tentang durasi aktifitas dan balik ke titik awal saat dipanggil, serta cek perlengkapan masing-masing anak, Pak Suwirya (Bapak empunya sawah) membagikan pengetahuannya tentang sawah dan keong. Apa makanannya, kenapa harus dibersihkan dari sawah, protein yang dikandungnya, serta nilai jualnya yang begitu tinggi. 

Hihi, di luar dugaan, ada 14 anak dan 6 ibu-ibu yang datang untuk mencari keong. Dukungan orangtua ini pasti karena melihat tujuan aktifitas ini baik dan berguna. Biar tambah bersemangat, kita berikan tantangan ya buat mereka: kita akan lihat siapa yang mengumpulkan keong palinggggg banyakkk. Hahaha.

HASIL
Persis seperti yang sudah dibayangkan, anak-anak begitu menyukainya. Hahaha, ini bukan berarti ga ada keluhan loh ya. Ada yang bilang capek, ada yang bilang gatal, ada yang bilang... kok dapetnya cuman sedikit, ada yang rebutan keong, malah ada yang terperosok ke lumpur, hahaha... tapi itulah bagian dari indahnya aktifitas ini kan? Dan bisa dilihat di foto, hahaha... mereka sumringah karena bisa mendapatkan keong yang buanyakkk dalam 40 menit. Sebenernya tanpa sadar, mereka sudah berinteraksi dengan alam yang meberikan oase segar dan pengalaman yang tak terlupakan. Paling ibu-ibunya yang bermuka kuyu, karena anak-anak pengen hasil keongnya diolah sampe rumah, hahaha.

Selamat mencoba!

Dokpri: Wkwk, semangatttt 45!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline