Lihat ke Halaman Asli

Catarina Tenny Setiastri

Ibu, guru, dan pejalan.

Pendakian Gunung Catur Bali 2.096 MDPL: Gairah Hormon Endorfin

Diperbarui: 15 November 2022   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Titus yang ihh... jalan terosssss tanpa noleh. | Dok Pribadi

Tiap perjalanan (baca: pendakian) memiliki ceritanya sendiri, seperti hari ini. 

Hari ini, kami memilih untuk melakukan pendakian Gunung Catur jalur Petang, Pelaga. Jarak start point yang dekat dari rumah dan jalur tempuh yang tidak begitu tinggi adalah pertimbangan kali ini. 

Kami memulai pendakian pk. 09.00 wita. Mas Titus berjalan terus tanpa menoleh dan tanpa berhenti karena mengejar 40 menit ketinggalan dari kedua teman kami; Pak Lingga dan Mba Yanti. Pos 1 dan pos 2 dilewatinya tanpa berhenti. Dipanggilpun, tak bergeming, tak menoleh, ishh. Hingga akhirnya, kudengar percakapan dan tawa mereka, yap! akhirnya Mas Titus berhenti melangkah, dia berhasil mengejar kedua teman kami. 

(depan-belakang) Saya, Mba Yanto, Pak Lingga, Mas Titus, dan Bli Asthanam | Dok Pribadi

Tempo jalan meredup tapi suasana perjalanan kami justru semakinnnn bergairah. Cerita demi cerita mengalir, tawa pun bersaut-sautan, seakan berabad-abad tanpa pertemuan dan sapaan. Tak berhenti sampai disitu, kami bertemu lagi dengan Bli Asthana. Topik cerita pun bertambah ragam, bertambah seru. Di pelinggih, kami bertemu lagi dengan teman-teman lain; Adi, Bayu, Isna, Desak, dan satu lagi... Mba Dewi, teman baru... gress dan fresh :)  Dan kembali, rajutan interaksi pun kembali mengalun sempurna.

Tawa dan obrolan tak putus-putus, pecah di kesunyian hutan yang mungkin sedang kesal terganggu atau malah ikut tertawa dalam diamnya. I love this! Perasaan meletup, terasa hormon endorfin mulai menggelitik, mengalir ke seluruh tubuh, serasa memberi kekebalan lebih untuk imun, meningkatkan suasana hati.

(kiri-kanan) Saya, Mba Yanti, dan Isna | Dok Pribadi

Weldone! Tujuan perjalanan (baca: pendakian) sudah didapat, bahkan sebelum sampai ke puncak gunung ini. Nice, isn't? I feel alive! 

(kiri-kanan) Saya, Mba yanti, Mba Desak, Mba Dewi, dan Isna | Dok Pribadi

Apa usai setelah itu? No, no, no, masih berlajut, kami menghabiskan 2 jam full di puncak. Makan bersama, foto bersama, saling bercerita, memandang, dan tertawa bersama. Such a nice day. Oh God! terima kasih untuk hari ini. Hari dimana diri ini bertatapan dan berinteraksi dengan amazing place-Mu dan amazing people. Mengambil banyak energi baru yang menghidupkan, cukup untuk 6 hari kerja ke depan :). Terima kasih.

(kiri-kanan) Saya, Bli Asthana, Bayu, Isna, Mas Titus, Mba Yanti, Pak Lingga, dan Adi | Dok Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline