Lihat ke Halaman Asli

Catarina Tenny Setiastri

Ibu, guru, dan pejalan.

Pendakian Gn. Ungaran via (Kebun) Mawar: Tips Mendaki Bersama Anak Remaja

Diperbarui: 3 Desember 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posisi awal, Mei berjalan di belakang Bapaknya. Dokpri

Baca juga: Gn. Merbabu Jalur Suwanting: Aksi Minus dan Efeknya dalam Pe... https://www.kompasiana.com/catarina74688/624d1e8ebb44865fc353e8b3/gn-merbabu-jalur-suwanting-aksi-minus-dan-efeknya-dalam-pendakian

"Mei ikut ya", kaget banget karena anak kami tiba-tiba bilang mau ikut dalam pendakian kali ini. Biasanya saat kami tawarkan, dia ga pernah mau naik bareng. Dia lebih suka nonton drakor atau baca novel remajanya. Sebenernya pengen tau juga sih, kenapa dia tiba-tiba mau bareng, tapi ga ah... ga usah ditanya, soalnya.. semakin didesak, entar dia malah batal bareng. Kami hanya begitu happy karena pendakian kali ini full-team.

Tiap pos dilengkapi atap. Dokpri

Baca juga: Pemilihan Carrier yang Pas Sesuai Kebutuhan https://www.kompasiana.com/catarina74688/624fe5733794d12d4845d572/pemilihan-carrier-yang-pas-sesuai-kebutuhan

Tidak ada perasaan kuatir sama sekali saat anak ikut dalam pendakian kali ini. Jalur yang kami pilih dalam pendakian Gn Ungaran adalah jalur kebun mawar. 

Semua refrensi yang kami baca menyebutkan bahwa jalur ini landai, treknya jelas dengan 5 pos yang tertudung apik untuk shelter. Jalur ini juga dilengkapi dengan penanda arah yang banyak di sepanjang jalur. Namun, ada yang tidak terpikir sebelumnya; jalur ini memiliki pemandangan hutan yang monoton dan tidak adan signal. Untuk anak remaja seusia anak saya, itu adalah aroma bahaya.

Mei suka banget liat air yang menyebul. Ulang-ulang memainkannya, "seger, Bu". Dokpri

Baca juga: Wisata Kota Gombong: Tempe Mendoan di Sempor dan Goa Jatijaj... https://www.kompasiana.com/catarina74688/62563e713794d17667539732/wisata-kota-gombong-tempe-mendoan-di-sempor-dan-goa-jatijajar

Saat perjalanan pos 1 ke pos 2, dia sempet berhenti lama. Dia suka liat letupan air yang begitu deras dari dalam bak air. Lama dia bermain air disana. Sangat menyenangkan saat melihat dia tertawa terus menerus. Tapi setelah itu, jeng..jeng... saat mengarah ke pos 3, dia aroma bahaya dimulai, ia mulai gontai. 

Handphone si penyemangat, sudah tidak ia pegang lagi. Ia mulai mengeluh; tidak adanya signal membuatnya tidak bisa update dan bikin status.

Jalur yang tidak manusiawi buatnya :). Dokpri

Setelah pos 5, jalur mulai tidak manusiawi buatnya. Tanjakan mulai tajam, panas mulai menyengat karena hutan mulai terbuka digantikan dengan geliat batu-batu besar dan ilalang. Dipertigaan ke camp site dan ke puncak, dia memilih berhenti. "Mei mau disini, Bu." "Adik yakin?" "Iya", jawabnya. 

Saya pastikan dia duduk di tempat yang teduh dan recheck sekali lagi untuk ransumnya, sebelum saya jalan untuk menyusul suami saya yang sudah melambaikan tangannya di Puncak 2.

Sebelum ketemu Mas untuk tukar shift :). Dokpri

Baca juga: Ide Liburan Lebaran: Trip Keluarga ke Badui Dalam (1) https://www.kompasiana.com/catarina74688/625d0e5def62f64b087ce632/ide-liburan-lebaran-trip-keluarga-ke-badui-dalam-1

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline