Nyata, nyata! Bahkan melebihi ekspektasi!
Selama dua hari, kami serasa ownernya Pulau Kenawa. Kami hanya berdua ditemeni Bapak pemilik boat dan sang istri, pemilik warung. Pemilihan hari di weekdays, Senin-Selasa, membuat perjalanan ke pulau ini begitu eksklusif buat kami.
Setelah berpuas di Pulau Paserang, kami melaju ke Pulau Kenawa, berbalap dengan awan hitam dan hujan yang mencerca, seakan nyuruh kami cepet-cepet ke tujuan.
Ada apa sih di Kenawa?, bersit dalam hati, ingin sih menggerutu sama si hujan angin, tapi takut tambah deres, wkwk... jadi beraninya cuman dalam hati.
Hujan memang belum berhenti, tapi surprise-surprise seperti baru dimulai. Saat liat tangkapan Bapak, saya tanya apa boleh kami beli dan sekalian dimasakin Ibu, Beliau oke. Jadilah kami dimasakin sontong dan ikan.
"Mba mau dimasakin apa?"
"Terserah Ibu, pokoknya yang paling enak, buat kita makan bareng."
Hihi, Ibu agak kaget, kok malah diajak makan bareng. Ya iyalah, enak kan makan rame-rame, mosok makan cuman berdua, mana gregettt. Jadilah kami makan berempat di tepi pantai dengan lambaian angin sepoi-sepoi dan panorama bukit Kenawa yang begitu cantik.
Anakku juga happy banget; main air, makan, main air, makan. Hidup hari ini serasa cuman buat dua aktifitas itu doang, wkwk. Menu kami adalah sontong dan ikan bakar, dua macam sambal, dan sayur bening gambas. Yummy, right?
"Bapak kemana, Bu?"
"Pulang. Bapak ngambil genset dan charger. Mba perlu nge-charge, kan?" Wait, Bapak pulang (baca: ke Potatono) cuman buat saya bisa nge-charge?