Malang, Jawa Timur, Indonesia -- Kelompok 21 terdiri 4 anggota mahasiswa Universitas Negeri Malang telah mengambil langkah inspiratif melalui program "Pelangi Ilmu di Panti Asuhan Mizan Amanah". Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan literasi dasar, seperti membaca dan menulis, bagi anak-anak Sekolah Dasar usia 7 hingga 12 tahun. Langkah ini menjadi angin segar bagi anak-anak panti yang selama ini menghadapi kesulitan dalam pendidikan.
Anak-anak di Panti Asuhan Mizan Amanah memiliki latarbelakang yang beragam, tetapi satu kesamaan utama adalah keterbatasan akses pendidikan. Banyak dari mereka mengalami trauma emosional dan kurangnya bimbingan ataupun pendampingan belajar yang memadai. Hal ini membuat mereka sulit menguasai keterampilan dasar seperti membaca dan menulis. Menyadari permasalahan tersebut, Kelompok 21 yang terdiri dari empat mahasiswa dan mahasiswi hadir dengan solusi kreatif melalui program bimbingan belajar intensif.
"Masalah utama anak panti bukan hanya kurang lancarnya membaca atau menulis, tetapi juga rasa percaya diri yang rendah akibat hambatan belajar," ujar Cassia Gana Kalis, salah satu anggota kelompok. Dengan pendekatan personal, tim mahasiswa ini mengajak anak-anak mengenali huruf, membaca cerita, menulis kreatif, hingga berdiskusi dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan.
Program Pelangi Ilmu dirancang dengan metode yang terstruktur dan berbasis kebutuhan individu. Para peserta dibagi kedalam kelompok kecil berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Anak-anak yang masih berada pada tahap awal belajar membaca diberikan latihan menggunakan kartu huruf dan buku bergambar. Sementara itu, mereka yang lebih mahir diajak menulis cerita pendek dan mendiskusikan gagasan mereka. Metode ini terbukti efektif. Sebanyak 90% peserta menunjukkan peningkatan signifikan, baik dalam kemampuan membaca maupun menulis.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari aspek akademik.
Program ini juga memberikan dampak positif pada aspek psikologis dan sosial anak-anak. Mereka menjadi lebih percaya diri, berani mengungkapkan gagasan, dan aktif berbagi cerita. Bahkan, anak-anak mulai mengekspresikan kreativitas mereka melalui karya seni sederhana yang dihasilkan selama program berlangsung.
Di penghujung program, Panti Asuhan Mizan Amanah mendapat dukungan berkelanjutan dari Kelompok 21. Mahasiswa ini memberikan alat tulis, materi ajar, serta pelatihan untuk para pengasuh panti agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara rutin. Dengan demikian, manfaat dari program Pelangi Ilmu tidak hanya dirasakan sesaat, tetapi terus berlanjut di masa depan.
"Pendidikan berkualitas adalah hak semua anak, termasuk mereka yang berada di panti," ungkap Dafa Refiano. Ia juga berharap bahwa inisiatif ini dapat menginspirasi mahasiswa lain dan komunitas luas untuk mengambil bagian dalam mengatasi hambatan pendidikan bagi anak-anak panti asuhan.
Kolaborasi antara mahasiswa pendamping, pengasuh panti, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan program ini. Sinergi yang terjalin memastikan bahwa pendidikan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Selain itu, program ini menanamkan pentingnya kerjasama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.