Lihat ke Halaman Asli

Menpora Atasi Masalah Dengan Masalah

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perseteruan antara Menpora, Imam Nahrawi dan PSSI mengancam semua klub yang berlaga di Indonesia Super Liga (ISL)  2015 dihentikan. Bisa diduga, para pemainlah yang dikorbankan atas arogansi Imam Nahrawi. Para pemain dan keluarganyalah yang paling menderita atas keputusan itu.

Pembekuan itu bermula dari surat peringatan Menpora kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang memerintahkan PSSI agar Arema Cronus dan Persebaya Surabaya menyelesaikan syarat-syarat legalitas klub. Permintaan itu tidak diindahkan oleh PSSI dan meneruskan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Akhirnya

Keputusan itu mengejutkan banyak pihak. Banyak yang menduga bahwa Menpora mendapat pasokan informasi dari think thank Liga Prima Indonesia (IPL). Liga ini muncul pada tahun 2010 dan diprakarsai oleh pengusaha minyak Indonesia, Arifin Panigoro.  Liga ini kandas pada tahun 2013 karena tidak cukup piawai mengelola kompetisi.

Think thank IPL semisal Muhammad Kusnaeni adalah salah satu pihak yang kerap disebut dekat dengan Iman Nahrawi ketika membuat keputusan ini. Bahkan Kusnaeni adalah salah satu perancang tim transisi yang kini akan mengadakan kompetisi baru yang dianggap bersih dan tertib. Mereka mengatakan bahwa PSSI tak lebih dari kumpulan mafia sepakbola yang berisi pihak-pihak yang tidak menjalankan kompetisi dengan benar.

Kini tak ada lagi yel-yel supporter bola yang berteriak gol-gol.. Kalaupun ada, tak lebih kompetisi luar negeri yang diputar di televisi. Teriakan gol kini adalah barang mahal ketika pemain membobol gawang lawan . Euphoria itu terkubur bersama bubarnya ISL. Pertikaian PSSI dan Menpora tak pelak mencoreng moreng wajah persepakbolaan Indonesia. Usai sudah impian dan harapan pemain bola.

Penghasilan mereka dari bermain sepakbola kini tak ada lagi. Bahkan hak mereka untuk mengharumkan nama Indonesia mustahil terealisasi karena intervensi pemerintah. Kehidupan rakyat kecil seperti pedagang merchandise, pedagang rokok, bakso , penjual warteg , penjual pulsa pun sepi pelanggan. Bekunya PSSI menyebabkan industri sepakbola mati suri.

Seharusnya pertikaian ini diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan penuh musyawarah. Menganggap sebuah kompetisi buruk kemudian menghentikannya dengan cara-cara tidak baik, bukan dengan cara-cara tak elegen dengan menghentikannya di tengah jalan.

Menpora mengatasi masalah dengan memberi masalah baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline