Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Membangun Semangat Ramadan dan Waisak di Tengah Pandemi

Diperbarui: 7 Mei 2020   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun Semangat Ramadan dan Waisak di Tengah Pandemi (Sumber: Kompas.com & CNN Indonesia/diolah)

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bahwa semangat memeriahkan Ramadan 2020 tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk mencegah kerumunan orang yang menyebabkan penyebaran COVID-19. Maka, ibadah di bulan Ramadan, seperti sholat berjamaah, sholat Tarawih, tadarus Al Qur'an dan sholat Idul Fitri dilakukan di rumah saja.

Di sisi lain, umat Buddha  juga dihiimbau agar tidak melakukan pujabakti dan meditasi detik-detik Waisak bersama di Vihara. Tetapi, pujabakti dan meditasi detik-detik Waisak bisa dilakukan di rumah masing-masing.

Himbauan tersebut berhubungan dengan adanya Pandemi Virus Corona yang dikeluarkan oleh Sangha Theravada Indonesia. Di mana, perayaan Hari Trisuci Waisak 2564 BE/2020 di Vihara-Vihara binaan Sangha Theravada Indonesia ditiadakan karena wabah COVID-19.

Himbauan tersebut untuk mematuhi kebijakan Pemerintah melalui Maklumat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dikeluarkan pada 19 Maret 2020. Hal itu bertujuan agar tidak menimbulkan kerumunan masal, yang dapat menyebarluaskan wabah COVID-19.

Pesan Baik Rasulullah SAW dan Sang Buddha

Meskipun, Ramadan 2020 tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Namun, keikhlasan dan niat ibadah untuk melakukan ibadah puasa menjadi pendorong yang luar biasa.

Mari belajar dari perjalanan hidup suri tauladan (uswatun hasanah) Nabi Muhamamad SAW. Manusia yang paling agung dan mulia di muka bumi ini telah memberikan pesan terbaik buat umat manusia.

Rasulullah SAW (Sumber: tfamanasek.com)

Beliau tidaklah hidup dalam keluarga yang bergelimang harta. Beliau adalah sosok manusia mulia yang lahir dalam kondisi tidak mempunyai ayah. Ayahnya Abdullah telah meninggal dunia, saat Rasulullah SAW dalam kandungan ibunya.

Ketika beliau dewasa, dan diangkat sebagai utusan (Rasul) Allah SWT. Goncangan dan pahit getirnya hidup sungguh luar biasa. Dari respon kaum kafir Quraisy yang menolak habis-habisan atas ajaran Islam. 

Kepahitan dan getirnya hidup, justru membuar Rasulullah SAW semakin yakin untuk menyebarkan ajaran Islam di seluruh muka bumi. Senyum dan kesabaran yang selalu terpatri dalam diri beliau membuat umat di dunia mengakui kebenaran akan Islam. 

Kini, ajaran Islam telah tersebar di seluruh dunia. Dan, Al Qur;an dan Hadist telah menjadi pegangan hidup manusia. Dan, pesan terbaik Rasulullah SAW saat menunaikan Haji Wada' (haji perpisahan) adalah perlunya umat manusia untuk berpegang teguh pada tali agama Allah SWT, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Baik dalam keadaan gembira maupun dalam keadaan sedih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline