Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Mencapit Sampah Plastik di Pulau Impian

Diperbarui: 6 September 2019   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membawa alat pencapit dan karung untuk mengambil sampah plastik Pulau Impian Pantai Mertasari Bali / Dokpri

Pukul 06.00 WITA. Suasana masih pagi dan udara terasa segar. Tetapi, mobil rombongan Danone Aqua bergerak lincah, dari Hotel Best Western Kuta Beach menuju kawasan Sanur. Dua mobil HIACE putih yang membawa peserta Danone Blogger Academy (DBA) Batch 3 melintasi jalan raya By Pass Ngurah Rai. Setelah sampai di jalan arah Pantai Mertasari, rombongan berbelok ke kiri. Menyusuri jalan yang di sebelah kanannya dipenuhi hutan mangrove (bakau). Menuju Pulau Impian (Dream Island).  

Taman Inspirasi

Matahari mulai beranjak naik. Warna lembayung senja mulai pudar. Berganti putih kekuning-kuningan. Rombongan mulai perlahan melewati sebuah jembatan kayu. Saya melihat sungai besar yang bersih dari sampah plastik. Dan, disambut oleh penjaga pulau berbentuk gambar tokoh bajak laut seperti dalam film "Pirates of the Caribian".

Tulisan "Selamat Datang di Taman Inspirasi Dream Island Desa pekraman Intaran" membuat saya bersemangat untuk menjelajahinya. Di seberang jembatan, terlihat Pulau Impian. Saya pun menelusuri jalan setapak yang sudah di-paving. Di sebelah kanan dan kirinya tertata rapi pohon khas pantai yang tumbuh tinggi. Saya melihat kawasan hampir seluas separo lapangan bola itu benar-benar bersih dari sampah plastik.  

Jembatan menuju Pulau Impian di Pantai Mertasari Sanur Bali / Dokpri

Pantai Mertasari dikenal sebagai pantai yang baik untuk menaikan layang-layang khas Bali. Layang-layang ukuran kecil hingga raksasa mempunyai tempat yang cocok untuk terbang. Karena, kondisi angin yang stabil di sore hari.

Sekitar radius 1 km dari pantai utama pantai Mertasari ternyata mempunyai kawasan menarik. Taman inspirasi yang dipenuhi dengan simbol khas bajak laut itu membuat nyaman siapapun. Kawasan pantai dengan tumbuhan tinggi menjadi pemandangan yang tidak boleh dilewatkan.

Puluhan bale bengong berlantai tinggi dan berbahan kayu berjajar rapi. Berbalut atap daun rumbia melengkung bagai rumah honai khas Papua. Menambah suasana tradisional kawasan itu. Di depannya, pohon kelapa   berselimut lapangan pasir yang bersentuhan dengan bibir pantai. Menambah suasana asri.

Sejauh mata memandang, birunya air laut dengan ombak kecil membuat damai di hati. Tidak jauh dari Pulau Impian, terlihat para penumpang mengantri untuk masuk kapal cepat, menuju Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, Nusa Penida maupun Pulau Gili.

Bale Bengong berjajar rapi menambah suasana asri di Pulau Impian / Dokpri

Beach Clean

"Pantainya sudah bersih, karena kemarin mungkin ada aksi jumat bersih-bersih pantai". Suara dari seorang ibu yang memandu rombongan kami memecah keheningan. "Berarti, apakah aksi bersih-bersih pantai (beach clean) tidak jadi dilakukan?" tanya saya dalam hati.

Kenyataannya, aksi bersih-bersih pantai tidak menyurutkan niat kami. Justru, ibu pemandu meyakinkan kami bahwa aksi "beach clean" tetap dilakukan. Jujur, ketika memandang  sekilas kawasan bibir pantai, terlihat hanyalah rumput pantai yang hanyut terbawa air dan kemudian mengering.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline