Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Mujiyanto, Pengusaha Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" Bergaya Millenial

Diperbarui: 19 Mei 2019   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Mujiyanto, di depan banner usahanya (Sumber: dokumen pribadi)

Sore hari, cuaca Kota Denpasar sedang bersahabat. Saya dan istri menelusuri beberapa ruas Kota Denasar untuk bertemu dengan seseorang yang memberikan inspirasi bagi orang lain. Kali ini, saya bertemu dengan seorang pengusaha muda di bidang kuliner yang bernama Mas Mujiyanto. Saya lebih familiar memanggilnya Mas Muji.

Mas Muji adalah seorang perantau dari daerah Tegaldlimo yang masuk dalam Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan Alas Purwo yang melegenda dengan "keangkerannya".  

Seperti halnya dengan anak muda lainnya, maka merantau ke Bali adalah sebuah tujuan hidup. Ya, tujuan untuk memperbaiki taraf kehidupan sebelum memasuki jenjang pernikahan.  Mengumpulkan uang yang cukup untuk bekal menikah dengan "wanita idamannya".

MUJIYANTO "SANG INSPIRASI"
Sekitar pukul 17.00, saya dan istri diterima Mas Muji dengan ramah dan senyum sumringah. Saya mengutarakan maksud kedatangannya untuk mengganggu waktunya sebentar saja. Meskipun, kala itu dia sedang sibuk mengolah masakan untuk para langganannya. 

Namun, dengan niat baik saya untuk mewancarai dia, maka kami diterima dengan senang hati. Saya mengobrol dengannya laksana teman yang lama tidak bertemu.

Uniknya, saya "lupa" tidak membawa alat tulis. Maka, Mas Muji dengan senang hati mengambil alat tulis untuk catatan saya. Mencatat hal-hal penting yang akan dituangkan dalam tulisan ini. Kesan pertama yang saya tangkap dari pribadi Mas Muji adalah sosok yang irit bicara (baca: pendiam). 

Berjalannya waktu pembicaraan, dia justru enak diajak ngobrol. Ya, dia sangat terbuka untuk berbagi ilmu tentang perjalanan membangun bisnis kulinernya di Kota Denpasar.  

Ngobrol asik bareng pengusaha kuliner Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" Mas Mujiyanto asal perantau Banyuwangi Jawa Timur (Sumber; dokumen pribadi)

Usaha kuliner Mas Muji dinamakan Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng". "Cumpleng" sendiri dalam bahasa Banyuwangi berarti "terlalu pedas". Perlu diketahui bahwa Nasi Tempong memang terkenal dengan rasa pedasnya. Sebagai informasi kata "Tempong" dalam bahasa Banyuwangi mempunyai arti "ditampar". 

Jadi, mengandung filosofi bahwa sehabis makan nasi Tempong yang rasa pedasnya "gokil" banget berasa seperti habis ditampar. Keren, kan?

MODAL NEKAT
Dalam bahasa marketing atau bisnis maka ilmu yang paling "tidak bisa ditiru" adalah "The Power of Kepepet". "Kepepet" membutuhkan nyali seseorang untuk melakukan "eksekusi" sebuah tindakan atau usaha. Sama halya dengan Mas Muji dalam membangun usaha Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng".
Untuk memiliki usaha  Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" tersebut tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Kata pepatah,"kota Roma tidak bisa dibangun hanya dalam waktu semalam". Butuh waktu lama untuk melakukan tindakan.  

Untuk memulai bisnis Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng", Mas Muji harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Modal yang dikeluarkan untuk buka usaha tersebut, mas Muji harus mengeluarkan kurang lebih 75 juta. Yang terdiri dari 40 juta untuk biaya sewa tempat dan sisanya untuk biaya perlengkapan.

Namun, perlu diketahui bahwa nyali besar untuk mengeluarkan modal yang "tidak sedikit" itu berawal dari sebuah perjalanan panjang yang penuh liku. Perjalanan untuk memiliki usaha sendiri bermula dari menjadi seorang pegawai atau karyawan jenis kuliner yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline