Bali bak pulau sejuta pesona. Bukan hanya memiliki pemandangan alam dan destinasi wisata yang memikat hati wisatawan dalam dan luar negeri. Tetapi, Pulau Bali juga mempunyai potensi dan keunggulan produk usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di mana, UMKM tersebut berkontribusi besar terhadap laju perekonomian nasional.
Bali juga berperan dalam perdagangan dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan ekspor di pulau Dewata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Kementrian Perdagangan RI, diketahui perkembangan ekspor non migas di bulan Juni 2018 mengalami peningkatan 7,65 persen yaitu sebesar 148,2 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2017 sebesar 137,7 persen, Selain itu, jumlah UMKM di Denpasar hingga akhir tahun 2017 mencapai angka 30.840 usaha dan masih terus berkembang dengan berjalannya waktu.
Produk UMKM yang banyak diproduksi di Bali antara lain produk makanan ringan, minumaan, produk kecantikan, produk SPA, sarung Bali, kerajinan tangan hingga tenun. Semua produk tersebut diminati tak hanya di pasar nasional tetapi juga dalam linkup pasar global.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap perkembangan UMKM lokal Bali supaya mampu menembus pasar global, JNE sebagai perusahaan jasa kurir ekspres dan logistik yang telah menjalankan binisnya selama hampir 28 tahun di Indonesia menggelar acara KOPIWRITING bersama Kompasiana dengan tema "Dari Lokal untuk Global" yang digelar di Aston Denpasar Hotel pada tanggal 27 September 2018.
"Bali memiliki banyak produk-produk khas yang dihasilkan IKM atau UKM local sehingga berpotensi dipasarkan maupun dijual di seluruh Indonesia dan luar negeri agar semakin berddampak positif terhadap perekonomian. Dari sisi kapabilitas sebagai perusahaan poengiriman ekspres dan logistik, JNE pun berupaya untuk terus mewujudkan dukungan, seperti memberikan peluang kerjasama kemitraan untuk masyarakat, serta program JLC (JNE Loyalty Club) agar pelanggan mendapatkan benefit dari tiap aktifitas pengiriman. Selain itu, JNE juga memiliki JNE International Service yang siap mendukung pemasaran atau penjualan produk khas Bali ke mancanegara" kata Head of Cargo Sales JNE Freight Reza Arfandy.
Pelaku UMKM Lokal
Ada 3 kategori UMKM yaitu: 1) Usaha mikro, modal usahanya hingga 50 juta; 2) Usaha kecil, modal usahanya di atas 50 juta hingga 1 miliar; dan 3) Usaha Menengah, modal usahanya di atas 1 miliar hingga 15 miliar.
Pulau Bali pun mempunyai banyak pelaku industri UMKM. Mereka menghasilkan keragaman produk yang mampu bersaing dipasar domestik dan internasional.
Pelaku UMKM yang bergerak di bidang kerajian tangan (handycraft) yaitu A.A.A. Mas Utari Noviyanthi. Tentunya, dalam mengembangkan bisnis tersebut melalui banyak hambatan.
Menurut A.A.A. Mas Utari Noviyanthi selaku pemilik Beehandycraft Bali mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis adalah bagaimana mencari pasar untuk produk kita, kemudahan membuat produk yang disukai oleh pasar. Selain itu juga tidak kalah pentingnya adalah menjaga produksi sesuai order yang kita terima, baik dari segi kualitas dan kuantitatsnya, menjaga ketepatan waktu pengiriman serta inovasi dalam pembuatan produk.
Selanjutnya, pelaku UMKM Bali yang dikenal di kancah internasional dan menjadi narasumber dalam acara Kopiwriting JNE dan Kompasiana adalah Ni Luh Ary Pertami Djelantik. Narasumber tersebut turut berbagi cerita pengalamannya sebagai pelaku bisnis di Bali. Ni Luh membangun usaha produksi sepatu dengan label Niluh Djelantik ini sejak tahun 2008. Tidak sampai setahun, sepatu buatannya sudah bisa ditemukan di berbagai negara Eropa, Australia dan Selandia Baru. Konsisten dalam menjaga kualitas produk, inovasi desain dan selalu bekerja dengan cinta merupakan semangat yang selalu diterapkan Niluh dalam membuat produknya hingga kini.