Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Satelit Telkom-3S, Menyatukan Negeri dalam Interaksi Digital

Diperbarui: 10 Februari 2017   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.indotelko.com

Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau;

Sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia;

Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu;

Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia.

Sebuah lagu nasional yang sering kita nyanyikan sejak kita duduk di Sekolah Dasar (SD). Makna yang mendalam bahwa sebagai bangsa Indonesia berusaha untuk menyatukan nusantara dari ujung barat hingga ke ujung timur dan dari ujung utara sampai ke ujung selatan Indonesia. Sebuah janji setia kepada negara dalam pemerataan pembangunan yang mencakup infrastruktur, tetapi pemerataan informasi merupakan tolok ukur pembangunan Indonesia.

Di saat dunia digital telah berkembang pesat, jangkauan informasi dalam sentuhan ujung jari, anak-anak Indonesia dari SD hingga SMA mempunyai gadget sendiri, tetapi apakah kita tahu apa yang terjadi? Saudara-saudara kita yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil) justru bagai katak dalam tempurung. Mereka tidak mudah bahkan sama sekali tidak mendapatkan informasi digital seperti apa yang kita rasakan sekarang ini.

Padahal, perlu diketahui bahwa kesenjangan informasi yang ada bisa menyebabkan kesenjangan pengetahuan anak bangsa. Dampaknya, masyarakat yang ada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil) menjadi bagian negeri yang terisolasi. Semua program yang dirancang oleh Pemerintah tidak mampu diserap dengan baik karena ketidaktahuan akan informasi. Padahal, informasi yang jelas mampu meluruskan arah pembangunan Indonesia.

Kesenjangan Informasi

Kita memahami bahwa informasi dalam ranah digital yang menggambarkan dunia bisa diakses dalam genggaman tangan atau piranti yang dilipat. Tetapi, jika informasi tersebut tidak bisa diakses sama sekali, apa yang bisa diperoleh? Nihil. Dan, kondisi inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia. Kesenjangan informasi membuat terputusnya interaksi digital anak bangsa yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil).

Beberapa pulau terdepan di Indonesia (Sumber: wanadri.or.id)

Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua salah satu pulau terdepan di Indonesia (Sumber: mongabay.co.id)

Melihat kondisi tersebut, PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom Indonesia sebagai perusahaan plat merah yang bertanggung jawab terhadap informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi terlengkap se-Indonesia terus melakukan pengembangan terhadap infrastruktur yang dimilikinya. Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya membangun jaringan kabel serat optik bawah laut berkecepatan tinggi. Di Provinsi Papua, Telkom Indonesia pada akhir 2015 sudah meresmikan operasionalisasi kabel serat optik bawah laut yang menyambung sampai ke Merauke. Selain kota di ujung timur nusantara tersebut, Jayapura, Sarmi, Biak, Timika, Fakfak, Kaimana, Sorong, dan Raja Ampat juga sudah tersambung dengan serat optik bawah laut berkecepatan tinggi.

Namun, pembangunan jaringan kabel serat optik bawah laut mempunyai keterbatasan ketika melewati medan yang sulit dijangkau. Itulah sebabnya, hingga kini masih ada kurang lebih dua pertiga dari wilayah di Indonesia belum terjangkau sistem komunikasi teresterial(jalur darat tanpa parabola). Akibatnya, kesenjangan informasi untuk melakukan interaksi digital anak bangsa tetap ada. Solusi terbaik untuk pemerataan informasi digital hingga menjangkau wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil) adalah perlunya keterlibatan fungsi satelit komunikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline