Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Setelah Ditolak Tiga Sekolah, Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah Akhirnya Terwujud

Diperbarui: 2 Juli 2016   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya memacu sepeda gayung bekas yang baru dibeli satu minggu yang lalu sebagai sarana transportasi untuk membelah kota Denpasar. Maklum, saya baru menghirup udara Denpasar seminggu yang lalu. Saya sisihkan uang yang ada untuk membeli sepeda gayung agar menghemat pengeluaran dari pada naik angkutan umum. 

Tidak lupa, membonceng anak saya yang duduk di bagian belakang sepeda gayung dengan berpegangan erat pada sadel. Ya, hari itu saya berniat untuk mencari Sekolah Dasar (SD) yang baru buat anak. Saya persiapkan rapor SD dan surat pindahan sebagai alat untuk meyakinkan pihak sekolah agar anak saya bisa diterima di sekolah yang dituju, SD Negeri 1 Ubung Denpasar.

Yang masih menjadi pikiran saya adalah SD yang menjadi tujuan mutasi atau pindahan belum jelas. Oleh karena itu, saya terpaksa harus memasuki setiap SD yang ada, siapa tahu ada bangku kelas tiga yang kosong. Menjadi taruhannya adalah Surat Mutasi resmi dari sekolah asal di Kota Ngawi Jawa Timur sudah keluar. Artinya, jika saya tidak dapat SD yang baru buat anak, maka terpaksa tinggal kelas atau tidak bersekolah. Sebuah resiko yang membuat detak jantung bergerak kencang setiap saat.

Memasuki gerbang sekolah, saya menghampiri guru-guru yang sedang duduk untuk menerima murid baru di teras sekolah. Saya mengatakan maksud kedatangannya, tetapi informasi yang diperoleh adalah sebuah penolakan yang tidak diharapkan.

Selanjutnya, saya direkomendasikan untuk bertemu dengan Kepala Sekolah di rumahnya yang tinggal tidak jauh dari sekolah tersebut. Saya berharap ada keajaiban dari orang yang memegang kebijakan sekolah. Tetapi, sekali lagi hasilnya sungguh setali tiga uang. Sama dan nihil.

“Maaf pak, kami belum bisa terima siswa pindahan. Semua bangku kelas tiga sudah penuh. Bapak bisa cari sekolah lainnya mungkin ada”.

Sebuah kalimat yang seakan-akan menghilangkan harapan untuk masuk sekolah yang baru bagi anak. Saya menyempatkan memandangi hasil rapor anak, sepertinya tidak berharga sama sekali. Dalam hati saya berkata, “coba lihat dulu hasil rapor anak saya, mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk menerima murid pindahan”. Tetapi, harapan itu kenyataannya hampa. Sungguh, pengalaman yang tidak akan saya lupakan betapa sulitnya menjadi siswa pindahan yang belum jelas sekolah mana yang dituju.

Sekolah Dasar (SD) yang menjadi incarannya sudah lepas dari genggaman. Saya katakan sama anak, “sekolah bagus yang kita incar sudah nggak mungkin. Kita cari sekolah sedapatnya saja ya, yang penting kamu diterima dan bisa sekolah”. Anak saya sepertinya tidak terima dengan kenyataan. Saya mencoba membesarkan hatinya agar menerima kenyataan. Betapa tidak, pindah dari sekolah favorit SD Margomulyo 1 Kota Ngawi yang menjadi incaran banyak orang kini harus dilepaskan begitu saja dan terpaksa “mengemis” untuk diterima duduk di bangku sekolah apapun kondisinya. Saya tahan air mata ini agar tidak menetes.

“Yuk, mas kita cari sekolah lagi. Mudah-mudahan ada yang mau menerima”

Kini, putaran roda sepeda gayung melaju ke SD Negeri 5 Ubung Denpasar yang letaknya masuk ke dalam gang dan tidak jauh dari sekolah yang pertama saya incar. Waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Kebetulan, saya melihat ada tiga guru yang bersiap-siap mau pulang.

Saya mengatakan maksud kedatangannya dan dirujuk bertemu dengan Kepala Sekolahnya yang secara tidak sengaja masih di ruang kerjanya. Sayangnya, saya pun diberikan dengan harapan yang mengambang antara diterima atau tidak. Saya harus menunggu keputusan 1 minggu kemudian. Sementara, 4 hari kemudian adalah saatnya anak-anak masuk sekolah. Pikiranku kalut tidak karuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline