[caption caption="Bali Bergerak. Foto Dokpri."][/caption]Hari ini, pertemuan saya dengan teman lama di wilayah Nusa Dua yang notabene saudara bupati salah satu Kabupaten di Bali berlangsung akrab. Kami banyak membicarakan masalah pertanian, kondisi pemerintahan, dan implementasi kebijakan publik yang dilakukan pemerintah.
Ya, pembicaraan itu memang sangat menarik setiap kami bisa bertatap muka. Masalah yang hangat tentang kondisi Bali pun menjadi pembicaraan yang selalu memberikan ruang untuk diperdebatkan.
Kami pun akhirnya mengakhiri pembicaraan karena kondisi cuaca sudah tidak mendukung, karena mendung mulai tebal. Pertanda hujan turun pun bakal terjadi. Untuk menghindari perjalanan yang menyulitkan, saya pun pamit untuk pulang sekitar pukul 14.00 WITA.
Sepanjang perjalanan pulang, saya dan istri pun banyak dikejutkan oleh kehadiran polisi dan pecalang (penjaga keamanan Bali) yang siap siaga di pinggir jalan. Rekayasa lalu lintas pun dibuat sedemikian rupa. Dari pertigaan Hotel Watermark Jimbaran, yang biasanya kami harus bergerak lurus dari arah Uluwatu terpaksa dibelokan ke arah by pass Ngurah Rai.
Saya sudah terbiasa keadaan seperti itu. Saya pikir, ada acara ngaben atau pembakaran mayat besar-besaran. Apalagi, jumlah polisi yang berjaga-jaga jumlahnya tidak seperti biasanya. Mendekati Bandara Ngurah Rai, kami dibuat penasaran karena ribuan orang dengan berpakaian adat membentangkan berbagai spanduk dan baliho menyemut di sekitaran Wantilan Pura di Kelan Tuban Badung.
[caption caption="Bali Bergerak. Foto Dokpri."]
[/caption]
“....tiga tahun kita dibohongi!”
Suara keras dari pengeras suara pun terdengar nyaring, sepertinya suara orang sedang berorasi di depan ribuan orang. Saya langsung paham bahwa sedang terjadi demo besar-besaran. Tidak salah lagi, hari ini merupakan demo besar-besaran menolak “Reklamasi Teluk Benoa” seperti yang tertulis dari bentangan spanduk dan baliho yang dipegang beberapa peserta demo dan yang terpasang di pingir jalan.
Seketika, saya memarkirkan sepeda motor yang hampir bersinggungan dengan truk Dinas Kebersihan. Serta, meninggalkan istri sementara waktu karena jiwa jurnalistik muncul secara tiba-tiba. Saya berlari cepat untuk mendapatkan gambar dan informasi yang valid.
[caption caption="Bali Bergerak. Foto Dokpri."]
[/caption]
[caption caption="Bali Bergerak. Foto Dokpri."]
[/caption]