Ini kisah satir, alegoris, agak keparat.
Ceritanya aku punya sepeda butut tahun sembilan empat.
Jarang dicuci, jarang dirawat.
Dipakai biasanya cuma ke toko besi beli kawat.
Suatu ketika aku bawa sepedaku pergi menghadiri kondangan anak sunat.
Selekasnya roda angin mendarat,
aku bergegas loncat.
Eh, sepedaku disenggol orang lewat!
Aku tersinggung penuh gugat.
Kukejar dan kuhajar tanpa hormat.