Lihat ke Halaman Asli

Carwoto Saan

Menulis untuk berbagi dan mengikat ilmu

Digitalisasi Kohort KIA, Apa Manfaatnya?

Diperbarui: 20 November 2020   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Tampilan halaman depan situs web aplikasi e-Kohort-KIA 

Saat ini Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan sedang melakukan pilot implementasi aplikasi e-Kohort-KIA di lima belas kabupaten/kota di Indonesia. Kabupaten/kota yang menjadi lokasi pilot implementasi aplikasi e-Kohort-KIA adalah Kota Depok, Kabupaten Asahan, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Batam, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Serang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Malang, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gowa, dan Kota Tidore Kepulauan. Tahapan kegiatan sekarang ini sudah sampai pada implementasi di wilayah kerja Puskesmas, setelah sebelumnya dilakukan orientasi dan pembekalan tim implementasi tingkat kabupaten/kota masing-masing.

Kegiatan yang merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan dengan Projek JALIN dan PT. Sijarimas Teknologi Inovasi ini diharapkan dapat berkontribusi menurunkan jumlah kematian ibu, bayi, dan balita di Indonesia. Bagaimana bisa?

Kohort KIA Elektronik

Aplikasi e-Kohort-KIA merupakan digitalisasi kohort pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Wujudnya adalah kohort KIA elektronik yang mencakup data pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus (bayi baru lahir), bayi, dan balita (anak bawah lima tahun). Kohort KIA merupakan basis data yang sangat penting karena berisi informasi lengkap terkait data dasar, catatan hasil pemeriksaan, dan pelayanan kesehatan yang diberikan dari fase kehamilan ibu sampai si anak mencapai usia lima tahun.  

Sebelum adanya kohort KIA elektronik ini, pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan secara paper based di dalam buku kohort yang pengisiannya dilakukan dengan menulis dengan tulisan tangan. Catatan data dan informasi kesehatan ibu dan anak dalam kohort yang begitu banyak menjadikan buku kohort yang secara fisik panjang, lebar, dan tebal. Mengapa? Tentu saja supaya bisa mencakup data dan informasi yang lengkap. Dalam bentuk buku cetak seperti itu terdapat keterbatasan dalam pemanfaatan. Antara lain sulit dibawa-bawa, serta butuh waktu lama untuk mencari data sesuai kriteria tertentu di dalamnya.  Itulah alasan beberapa alasan awal mengapa perlu digitalisasi kohort KIA.

Manfaat e-Kohort-KIA

Setelah menggunakan aplikasi e-Kohort-KIA, maka keterbatasaan-keterbatasan kohort KIA manual dapat teratasi. Data kohort KIA bisa diakses di komputer atau telepon genggam di manapun tenaga kesehatan berada. Pencarian data bisa dilakukan lebih cepat. Cukup ketik kata kunci di aplikasi,  tidak perlu membolik-balik lembaran-lembaran kertas. Selain itu, tenaga kesehatan akan mendapatkan pemberitahuan (notifikasi) ketika ibu hamil ibu hamil, bayi, dan balita dampingannya memiliki tanda bahaya. Dengan demikian, tindak lanjut bisa segera, misalnya ketika ibu hamil perlu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.  Aplikasi e-Kohort-KIA juga menyediakan dashboard yang bisa membantu tenaga kesehatan memantau indikator-indikator pelayanan KIA. Dengan kata lain, e-Kohort-KIA dapat meningkatkan waktu respon tenaga kesehatan terhadap tanda bahaya ibu hamil, bayi, dan balita, sehingga bisa mencegah terjadi kegawatdaruratan bahkan kematian.

Menggunakan aplikasi e-Kohort-KIA, laporan sudah tidak perlu dilakukan secara manual lagi. Proses rekapitulasi data dan penyajian laporan juga lebih cepat karena dikerjakan otomatis untuk oleh komputer. 

Tidak perlu dilakukan kalkulasi manual yang biasanya membutuhkan waktu lama dan kemungkinan salahnya juga tetap tinggi. Karena proses yang cepat ini, tenaga kesehatan akan lebih terkurangi beban administatifnya dalam pembuatan laporan. Waktunya bisa lebih dimaksimalkan untuk memberikan pelayanan kesehatan, supaya lebih pelayanannya lebih berkualitas. Lebih menyelamatkan!

Siapa terlibat implementasi?

Untuk keberhasilan implementasi e-Kohort-KIA, maka idealnya semua tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pelayanan KIA dilibatkan dalam penggunaan aplikasi tersebut. Alur data dan informasinya seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagan Alur Data dan Informasi dalam Implementasi Aplikasi e-Kohort-KIA 

Pencatatan data layanan KIA dilakukan segera setelah pelayanan terhadap ibu hamil, bayi, atau balita selesai dilakukan. Lokasinya bisa di fasilitas kesehatan seperti Praktek Mandiri Bidan, Praktek Dokter Keluarga, Klinik KIA, Puskesmas, atau Rumah Sakit.  Setelah data tercatat, pemantauan bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan langsung dengan penelusuran kohort, bantuan fitur notifikasi, dan dashboard yang tersedia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline