Pencapresan dan deklarasi Jokowi yang terkesan mendadak dan terburu buru, cukup menjadi perhatian baik pengamat politik, politikus dan seluruh rakyat Indonesia. Memang Megawati pernah bilang akan mengumumkan calon presiden di saat yang dianggap penting, namun mandat yang diberikan Megawati kepada Jokowi cukup membuat pertanyaan pertanyaan besar di hati penulis.
1. Pernyatan dari Andi Arief cukup mengejutkan dengan wawasan dan cara berpikirnya dia mengatakan Mandat yang diberikan kepada Jokowi merupakan Mandat dari PDIP atau Mandat dari pengusaha. Ini bukan tidak beralasan karena satu hari sebelumnya Megawati bertemu dengan para pengusaha pengusaha di DPP PDI Perjuangan.
2. IHSG yang menguat dari 9 sektor hny pertambangan yang melemah dan diikuti oleh indeks bisnis dan penguatan rupiah, hal ini memperkuat pernyataan nomor satu di atas, Jokowi disukai oleh pasar yang dimiliki pengusaha2 tersebut.
3. Kenapa harus ada pernyataan Mandat, bukankah lebih baik dan legowonya bila Puan Maharani mengatakan ini adalah kesepakatan bersama para fungsionaris, ketua umum, dan Dewan Pertimbangan Partai yang memutuskan untuk saudara Jokowi Maju sebagai calon presiden dari PDIPerjuangan, Kata mandat ini menunjukkan kesan betapa absolut dan otoriternya ibu mega dalam memimpin PDIP terutama dalam hal pengambilan keputusan tanpa mendengarkan nasihat dari Dewan pertimbangan partai PDIP.
4. Jika memang ibu Mega legowo, akan lebih manis dan indah bila dia hadir dan membacakan mandat yang diberikan kepada Jokowi, tetapi dia malah menghilang dan menyerahkan surat mandat ketum PDIP untuk dibacakan oleh ketua bapilu PDIP Puan Maharani, yang konon paling responsive mengcounter pernyataan pernyataan Jokowi mengenai penunjukan dirinya sebagai Capres dari PDIP. Air muka dan pernyataan Puan pun tidak bisa dibohongi seolah dirinya pasrah atas surat mandat ketum yang diberikan kepada Jokowi.
5. Pernyataan Ahock yang santai namun kental dengan makna politis, Ahock mengatakan jika saya sepopuler Jokowi saya akan lawan Jokowi. Ahock terkenal sebagai tokoh yang tak pernah takut kepada siapa pun, semuanya dia hantam bila memang tidak sesuai prosedur, tapi kali ini dia harus takut kepada Jokowi, padahal Ahock sendiri tidak kalah populer di mata rakyat dibanding Jokowi. Dan seharusnya Ahock marah pada Jokowi, dan dia bisa menanyakan langsung komitmen bersama yang pernah mereka buat sewaktu memimpin Jakarta. Lalu bagaimana proyek proyek yang masih tertunda di bawah wewenang Jokowi bukankah itu akan menambah beban kerja dirinya dan membuat Ahoc berperan ganda sbg wakil dan juga Plt Gubernur DKI. Tapi dia tak lakukan itu pada Jokowi, karena dirinya takut pada Jokowi.
6. Prabowo yang selalu menyindir Mega yang katanya berkhianat pada perjanjian yang telah mereka buat bersama, kono di sana tertulis Megawati akan mendukung Prabowo untuk menjadi presiden Indonesia di tahun 2014 seperti yang telah Prabowo lakukan pada megawati pada tahun 2009. Prabowo pun tersinggung dan terkesan marah dan menanyakan janji megawati pada dirinya. (vivanews 16 maret 2014) dan kini Capres dari gerindra pun tak segan segan menyindir Jokowi sebagai pemimpin yang mencla mencle. (vivanews minggu 16/3 -2014)
Demikianlah anomali anomali yang terjadi sekitar pencapresan Jokowi mengingat dari sikap tingkah laku Ibu Mega sangat berbeda dengan kenyataan yang ada saat ini, adakah rahasia besar di balik pencapresan Jokowi. ataukah memang ada tersimpan kepentingan besar agar Jokowi menjadi RI 1 siapakah Jokowi sebenarnya, sehingga sangat diinginkan pengusaha dan pasar modal. sehingga Ahoc pun takut dibuatnya. Kita akan tunggu cerita dan Fakta yang sesungguhnya pada pilpres mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H