Lihat ke Halaman Asli

Pestisida Sirsak, Pembasmi OPT Ramah Kantong juga Ramah Lingkungan!

Diperbarui: 23 Oktober 2022   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

OPT merupakan kepanjangan dari organisme pengganggu tanaman. Pengertian organisme itu sendiri adalah makhluk hidup yang memiliki sistem organ; sedangkan pengertian penganggu menurut KBBI adalah mengusik dan menganggu sifatnya menghambat; arti dari tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan untuk dipanen. Didapati pengertian OPT (organisme penganggu tanaman) adalah organisme seperti hewan dan tumbuhan yang menganggu tanaman serta menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan penyebab kematian tanaman tersebut.

OPT yang tidak dikendalikan juga menyebabkan gagal panennya suatu komoditas selain bencana alam. Berkaitan dengan hal ini, penggunaan pestisida kimia sejalan dengan dampak buruk kepada lingkungan. Karena kandungannya yang akan mematikan unsur hara dan mencemari kandungan di dalam air. Bukan hanya itu, pestisida yang berlebihan dan tidak tepat menyebabkan resistensi hama (Hendriyana, 2020).

Dalam memenuhi kaidah ramah lingkungan produksi kualitas yang baik dan aman dikomsumsi serta ditujukan juga kepada keselamatan kerja dan kesejahteraan pelaku usaha yang dikenal dengan istilah GAP (Good Agriculture Practice), maka diciptakan kaidah GAP dengan menggunakan pestisida nabati sebagai pengganti pestisida kimiawi. Pestisida nabati adalah pestisida yang berasal dari ekstrak bagian tertentu tumbuhan seperti akar, daun, buah dan biji yang mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan sifat racun ditujukan untuk mengendalikan OPT (Putri, 2011).

Dikulas dari aspek ekonomi, pestisida nabati tidak memakan banyak biaya sehingga lebih murah dan menekan modal apalagi pembuatannya tidak sulit untuk dilakukan. Dilihat dari sisi kesehatan dan lingkungan, pestisida nabati lebih aman karena residunya yang mudah diurai. Namun pestisida nabati juga memiliki kekurangan, yaitu tidak langsung mematikan hama, butuh proses yang lebih panjang dalam jangka efisiensinya (Anwar, 2019).

Pestisida nabati yang ampuh dan cukup efisien dalam membasmi hama adalah daun sirsak. Daun sirsak memiliki senyawa annonain dan resin yang efisien untuk mengendalikan hama trips pada tanaman. Penambahan kandungan lain dengan 1) Ekstrak daun sirsak dengan daun tembakau maka menciptakan pestisida yang mampu menangani masalah hama belalang dan ulat; 2) Ekstrak daun sirsak dicampur jeringau danbawang putih menghasilkan pestisida hama wereng.

Adapun beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan pestisida nabati dengan daun sirsak sebagai berikut:

Pembuatan pestisida nabati dari daun sirsak sebagai penanganan hama trips yang sering dijumpai pada tanaman cabai, yaitu:

  • Siapkan daun sirsak sekitar 100 lembar helai daun.
  • Semua helai daun sirsak ditumbuk dan dihaluskan secara rata.
  • Setelah itu, 5 liter air dicampur dengan 15 gram detergen (batas penggunaan: tidak menyebabkan tanaman berbusa. Karena penggunaan detregen di sini sebagai racun hama). Kemudian diaduk hinga larut dan tercampur rata.
  • Campuran daun sirsak, air dan detergen didiamkan seharian kemudian disaring dengan kain sehingga tidak terjadi sisa daun dan detergen yang masih menggumpal.
  • Dalam penggunaan, larutan diencerkan dengan 1 liter ke dalam air sebanyak 10 liter.
  • Pestisida sirsak sudah dapat digunakan.

Kemudian pestisida daun sirsak dengan daun tembakau untuk mengatasi hama ulat dan belalang, yaitu:

  • Dibutuhkan 60 helai daun sirsak dan 10  helai daun tembakau.
  • Kemudian ditumbuk semua sampai halus merata.
  • Setelah itu, dicampur dengann 20 liter air dan aduk rata.
  • Diamkan seharian agar larutan mengendap.
  • Lalu setelah seharian menjadi endapan, disaring dengan kain halus ke dalam dirigen.
  • Laruuan yang telah disaring dicampur dengan 1-2 ml minyak tanah dan 1-2 ml minyak goreng (atau pengganti minyak tanah dan minyak goreng bisa menggunakan 15 gram detergen) kemudian diencerkan dengan 50-60 liter air.

Pestisida daun sirsak yang terakhir adalah daun sirsak dengan jeringau dan bawang putih untuk mengatasi hama wereng coklat, yaitu:

  • 50 daun sirsak, jeringau dan 20 siung bawang putih disiapkan.
  • Semua bahan ditumbuk halus dan direndam 20 liter air.
  • Kemudian tambahkan 20 gram detergen dan aduk rata.
  • Diamkan selama 2 hari.
  • Kemudian larutan disaring menggunakan kain ke dalam dirigen.

Penggunaan pestisida sirsak dapat diaplikasikan dengan menambah air terlebih dahulu dengan pebandingan larutan pestisida dengan air yaitu 1:10, jika larutan yang digunakan 1 liter maka air yang dicampur adalah 10 liter. Waktu aplikasinya pada pagi hari dan sore hari (Diperpa, 2017).

Untuk menghitung total harga dalam setiap pestisida nabati sirsak adalah rata-rata harga yang didapati dari situs online per 100 lembar daun sirsak sekitar Rp10.000, detergen bubuk 38 gram sekitar Rp.6.000,  daun tembakau 500g Rp15.000, bawang putih 15 siung bawang putih Rp10.000 dan 1 jeringau Rp10.000. Kisaran harga untuk satu pestisida sangatlah murah. Berikut perhitungan detail per satu jenis pestisida:

1. Pestisida daun sirsak

  • 100 lembar daun sirsak = Rp10.000
  • 15 gr detergen = 38 gr detergen : Rp6.000 = Rp1.578,9 = Rp.2.000
  • Total harga bahan = Rp12.000
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline