Lihat ke Halaman Asli

Carolina Ratri

Penulis konten

Resensi Buku: Aku, Kopi, dan Kamera

Diperbarui: 14 April 2020   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca novel percintaan sepertinya tidak akan pernah membosankan. Betul nggak sih?

Salah satu novel yang baru saja selesai saya baca adalah Aku, Kopi, dan Kamera karya Ainun Nufus. Buku yang diterbitkan pada November 2018 ini menurut saya sangat menarik. Kisah cinta segitiga yang jarang kita temui diceritakan dengan apik serta menggunakan bahasa yang mengalun, sehingga pembaca tidak merasa bosan.

Tak ayal, muncul keinginan untuk merensensi atau mereview isi buku ini. Tanpa perlu basa-basi lebih panjang, simak yuk resensi novel Aku, Kopi, dan Kamera berikut.

Sinopsis Aku, Kopi, dan Kamera

Dalam buku ini terdapat tiga tokoh utama: Latte, Genta, dan Reon. 

Latte merupakan seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang baru saja putus dari kekasihnya, Reon. Reon sendiri adalah mahasiswa berusia 22 tahun yang ingin berusaha membangun jarak dari Latte karena merasa bosan. Sedangkan Genta adalah laki-laki berusia 22 tahun yang menyukai Latte sejak pandangan pertama di Coklat Cafe. 

Untuk tokoh pendukung yang meramaikan kisah cinta segitiga tokoh utama ada Rhane dan Pay, sahabat Latte, Sam yang merupakan sahabat Reon, dan Ai, sepupu Genta.

Novel dimulai dari kisah Latte dan Reon yang putus karena Reon ingin beristirahat dari hubungan mereka. Reon beralasan ingin merasakan yang namanya rindu sehingga bisa kembali mencintai Latte yang selama ini, menurutnya sangat posesif dan menempelinya kemana pun dan kapan pun.

Menuruti keinginan Reon, Latte pun meminta putus, bukan hanya sekedar break. Keduanya berpisah untuk waktu yang cukup lama, hingga akhirnya dipertemukan kembali di Starbucks salah satu mall di Yogyakarta.

Ingin segera move on, akhirnya Latte berkenalan dengan seorang laki-laki bernama Genta yang ditemuinya di Coklat Cafe. Perkenalan singkat pun terjadi dan berlanjut ke tahap pertemanan. Meski sebenarnya Genta sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Latte, ia tak ingin terburu-buru dan membiarkan Latte sembuh dari lukanya.

Bermula dari teman curhat selama satu tahun, Latte pun mulai menyadari bahwa dirinya jatuh cinta kepada Genta. Perjuangan untuk bisa bersama dengan Genta tak mudah, mengingat Latte bukan orang yang peka hingga bisa menebak perasaan Genta. Belum lagi, hatinya diselimuti perasaan bersalah kala Reon kembali mendekatinya dan mengatakan bahwa ia masih memiliki perasaan sayang untuk Latte. Begitu pula perjuangan yang harus dialami Genta lantaran ia tahu betul bagaimana perasaan dan kisah Latte bersama Reon hingga sempat memiliki pikiran bahwa Latte menjalin hubungan lagi dengan Reon. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline