Lihat ke Halaman Asli

Wisata Beruang Madu di Balikpapan, Kalimantan Timur

Diperbarui: 23 Juli 2016   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Balikpapan yang terkenal sebagai ibu kota industri minyak, gas dan batubara di Kalimantan memiliki maskot kota berupa beruang madu atau "Sun Bear". Beruang madu adalah binatang yang dilindungi. Perekonomian kota ini digerakan oleh sektor tersebut dan bukan oleh pariwisata. Akan, tetapi jika kita sedang berada di Balikpapan bukan berarti tidak ada tempat wisata untuk dikunjungi.

Salah satunya adalah mengunjungi beruang madu di Kawasan Wisata Pendidikan dan Lingkungan Hidup (KWPLH) Balikpapan. Lokasi kawasan ini berada di km 23 jalan raya Balikpapan - Samarinda. Beruang Madu (Helarctos Malayanus) adalah salah satu binatang langka. Populasinya terus berkurang seiring berkurangnya kawasan hutan hujan tropis di Pulau Kalimantan yang berubah fungsi menjadi pertambangan batubara atau perkebunan kelapa sawit. Sungguh ironis memang. Keberadaan beruang madu sudah mulai terancam kepunahannya.

Dokumentasi pribadi

Pagi itu hujan rintik-rintik dan cenderung agak deras. Setelah sarapan pagi di hotel saya menuju lokasi habitat beruang madu menyusuri jalanan poros utama Kalimantan Timur. Kondisi jalan yang hanya dua ruas dan basah membuat kami mencapai km 23 selama sekitar 1 jam. Tempat wisata ini pada dasarnya gratis dan tidak memungut uang tiket masuk.

Tapi terdapat kotak santunan dipintu masuk area tempat beruang madu dilindungi (enclosure). Beruntung hujan berenti setelah saya sampai dilokasi. Karena sekitar jam 10 pagi saya baru sampai, saya melewatkan kesempatan melihat beruang madu yang berkumpul untuk diberi makan. Saya sarankan datanglah kesini pada pukul 9 pagi atau jam 3 sore. Kamu bisa saja datang kesini diluar jam tersebut tapi kesempatan untuk melihat beruang madu sangat kecil.

Awalnya saya mengira disini terdapat banyak beruang madu, tetapi hanya ada 6 beruang madu disini yang ditempatkan di enklosur yang cukup luas. Enklosur ini berupa kawasan hutan yang terdapat beraneka tanaman yang dikelilingi oleh pagar.

Tepat disamping pagar terdapat jembatan kayu untuk pengunjung berjalan kaki diatas ketinggian 1.5-2 meter untuk mengamati keberadaan beruang madu dihabitatnya. Beruang madu yang ada disini diperoleh dari beruang yang sudah dipelihara masyarakat atau digagalkan saat transaksi jual beli.

Dokumentasi pribadi

Saya kemudian memasuki pintu masuk enklosure dan berjalan kaki dijembatan kayu dengan lebar 1 meter. Setelah sampai ujung jembatan ahirnya saya menemukan 1 beruang madu yang sedang bermain diatas tanah. Meskipun dari kejauhan sudah cukup senang saya melihatnya. Lensa telepun tidak mampu mendapatkan gambar beruang ini cukup close up.

Sayapun berjalan berbalik arah dan keluar dari jembatan pemantauan. Saya kemudian turun tangga menuju pos pengamatan lainnya yang berada lebih rendah. Perlu berjalan ekstra hati-hati untuk melintasi anak tangga berbahan kayu ulin yang basah ini.

Akhirnya saya mengamati satu beruang madu yang cukup besar berjalan menekati tempat pememberian makanan. Langsung saya sigap mengabadikan fenomena ini dengan kamera saya. Beruang madu dapat memiliki besar berkisar 30-60 kg dengan tinggi 110-120 cm.

Dokumentasi pribadi

Mengamati aktifitas beruang madu diatas ranting-ranting pepohonan yang sudah disusun secara vertikal sambil makan dan bermalas-malasan tidaklah membosankan. Betapa polosnya mereka meskipun populasinya tinggal sedikit. Mereka seolah-olah merasa nyaman tinggal di enklosur ini, jauh dari ancaman predator.

Saya pun melanjukan jalan kaki kearah pusat informasi beruang. Ditengah perjalanan saya sekali lagi beruntung melihat beruang madu yang sedang asyik diatas ketinggian 20 meter diatas pohon sedang tidur siang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline