Lihat ke Halaman Asli

Tahapan Bermain pada Anak Usia 5-6 Tahun dengan Role Playing

Diperbarui: 9 April 2022   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain merupakan dunia dimana anak dapat mengekspresikan dirinya, kehidupan anak banyak dihabiskan dengan bermain. Bermain dapat membantu anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya serta dapat sebagai perantara dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga bermain merupakan kebutuhan anak. Dalam bermain terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan anak dalam bermain berdasarkan beberapa ahli.

Berdasarkan Montolalu dkk, tindakan bermain pada anak yang berusia 5-6 tahun memasuki tahap dapat dikenal, dimana anak akan melakukan tindakan yang nyata/realistis dan membentuk atau melakukan hal-hal yang telah diketahui atau dilihat oleh anak di sekitar lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan yang dilakukan anak sudah dapat dipahami oleh orang yang melihatnya karena tindakan tersebut sudah hampir sempurna dengan tindakan/bentuk yang asli.Sedangkan berdasarkan teori dari Parten dan Rogers anak yang berusia 5-6 tahun sudah memasuki tahap kerja sama dalam bermain yaitu tahap yang terjadinya interaksi yang kompleks pada bermain bersama teman dengan adanya kerja sama. 

Pada tahapan ini anak bermain dengan waktu, tempat, dan jenis permainan yang sama, tetapi setiap anak memiliki peran tersendiri dan peran tersebut saling mempengaruhi. Misalkan, "Aku yang mencangkul rumput-rumput, nanti kamu yang memberi makan sapi dengan rumput." Pada bermain tersebut peran kedua anak berbeda, tetapi saling mempengaruhi. Berdasarkan teori Piaget, anak yang berusia 5-6 tahun masuk dalam kategori pra operasional, dimana anak bermain dengan berimajinasi dan bermain pura-pura. Anak bermain dengan sekitarnya, melakukan tindakan berdasarkan skenario yang telah dibuat oleh anak dengan imajinasi mereka.

img-20220408-wa0002-62519ad7bb448671162ec873.jpg

Salah satu bermain yang dilakukan oleh anak yaitu role playing (bermain peran), role playing dapat disebut juga bermain simbol, dimana anak akan berpura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Role playing dapat membantu anak dalam perkembangan sosial, kognitif, dan emosi anak, role playing dibagi menjadi 2 yaitu makro dan mikro. Role playing makro yaitu anak akan berperan sebagai seseorang, misalnya anak memerankan seorang petani yang sedang mencangkul dan memerankan penambang emas yang sedang menggali untuk menemukan emas. Sedangkan, role playing mikro yaitu anak akan menganggap suatu benda untuk menyempurnakan adegan. Misalkan, anak yang sedang menjadi petani menganggap batu adalah rumput yang akan diberikan untuk makan sapi atau anak yang menjadi penambang emas menganggap batu tersebut adalah emas yang didapatkan dari menggali tersebut, sehingga akan menyempurnakan bermain role playing tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline