Konflik Israel dan Palestina telah berlangsung sejak lama, namun saat ini kondisi konflik tersebut kian memburuk. Pasalnya, hal ini dipicu oleh serangan Hamas Palestina terhadap Israel Selatan pada 7 Oktober, dengan meluncurkan 5.000 rudal dari jalur Gaza menuju Israel sebagai serangan balas dendam.
Serangan ini menewaskan setidaknya 40 korban jiwa masyarakat israel dan korban luka mencapai 545 orang. Akibat ini Israel menyatakan perang dan membalas serangan terhadap Hamas dengan menyerang wilayah Gaza, yang merupakan sebuah kota Palestina di Jalur Gaza, yang memiliki total populasi penduduk sebanyak 2,3 juta jiwa, yang merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia.
Terhitung sejak 7 Oktober, data Kementrian Kesehatan menyebutkan jumlah korban jiwa di jalur Gaza mencapai hampir 16.000 orang tewas dan 42.000 orang mengalami luka-luka. Namun dengan adanya konflik bersenjata tersebut, bukan hanya menewaskan dan menelan korban hanya pada manusia saja, melainkan berdampak pada hewan dan juga satwa yang berada dalam wilayah berkonflik tersebut.
Dalam beberapa hari setelah serangan balasan terhadap Hamas, Israel menjatuhkan bom lebih dari 6.000 bom di jalur Gaza. Serangan ini merenggut puluhan ribu nyawa manusia, hingga hewan dan satwa yang dipelihara di kebun binatang. Annelies menyatakan, "Seperti halnya manusia, bahwasanya hewan juga takut terhadap bom dan suara keras, Anjing mengenali suara pesawat tempur, terutama sebelum bom dijatuhkan" hingga seringkali mereka menggonggong hingga bersembunyi ketakutan. Banyak tempat penangkaran hewan serta kebun binatang yang ditelantarkan akibat gencatan senjata yang diterapkan. Bahkan Kebun Binatang Gaza beberapa kali terena ledakan akibat konflik bersenjata Israel-Palestina.
Dilansir dalam akun sosial media Al-Jazeera pada 29 November 2023, bahwa sekitar 90% hewan dan satwa mati dengan 100 spesies hewan yang berada dalam Kebun Binatang Gaza. Banyaknya terdapat bangkai-bangkai hewan dan satwa yang tewas dengan mayoritas monyet-monyet yang sudah terpisah-pisah, hingga buaya dan singa yang tewas mengenaskan dengan kondisi terbakar.
Sammer mengatakan bahwa, "Situasinya sangat buruk, kami tidak bisa mengeluarkan hewan dari kandang kandangnya. Banyak dari mereka yang sakit karena lemah dan kotor, tapi kami tidak punya tempat alternatif. Mereka belum makan selama 10 hingga 15 hari dan kami tidak dapat menjangkau mereka selama pertempuran. Namun setidaknya kami bisa memberikan mereka sedikit air". Beberapa diantaranya masih bisa di selamatkan, walaupun hanya terhitung jari dengan kondisi yang tambah kurus kering dan beberapa di antaranya mengalami luka-luka berat.
Shannon Edwards dari Network for Animals (NFA) juga menyatakan, "Dengan demikian, hewan-hewan itu tidak memiliki akses ke makanan, air, atau tempat berlindung yang aman dan berada pada risiko besar kelaparan sampai mati atau terbunuh atau terluka dalam ledakan". Bahkan hewan-hewan peliharaan yang berada dalam rumah pemiliknya kemungkinan besar tidak memiliki makanan karena tidak ada petshop yang buka.
Bahkan hewan yang tewas dalam konflik bersenjata ini bukan hanya 130 hewan dan satwa yang berada di Kebun Binatang Gaza saja. Sekitar 400 anjing dan 40 kucing berada di tempat penampungan Saeed yang berada di Jalur Gaza. Saeed sendiri merupakan pencipta organisasi Sulala Animal Rescue (SAR) yang bertujuan untuk menyelamatkan, memberi makan serta perawatan medis terhadap hewan-hewan liar yang terkena korban di Jalur Gaza.
Sulala Animal Rescue (SAR) juga memberikan pertolongan melalui RS Al-Shifa yang merupakan salah satu medis terbesar di Gaza dengan memerikan makanan untuk hewan-hewan yang kelaparan. Serta beberapa organisasi seperti Animal Environment Association (AEA) di Betlehem, Palestina, juga menampung sekitar lebih dari 100 hewan dengan memberikan perawatan, makanan, serta minuman bagi hewan yang terkena dampak serangan.
Bahwasanya, konflik bersenjata Israel-Palestina ini menjadikan banyak sekali korban yang memperhatinkan entah dari manusia maupun hewan. Banyak sekali hewan yang menderita dan tewas akibat serangan udara dan penembakan yang tanpa henti. Konflik bersenjata ini menjadikan hewan sebagai korban yang terlupakan di masa perang dan ditinggalkan begitu saja di jalanan maupun di kandang mereka. Akibat konflik bersenjata ini juga membuat banyak spesies hewan dan satwa sehingga populasinya mengalami penurunan hinga kepunahan di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H