Lihat ke Halaman Asli

Carisa Septianti

MAHASANTRI AZAMY

Teoritis Pengembangan Pendidikan Islam Multikultural

Diperbarui: 24 Februari 2024   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA: CARISA SEPTIANTI DWI NOVITA 

NPM:22001011186

PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL

PENDAHULUAN

Peningkatan kecenderungan moral yang menurun dan perilaku yang tidak terpuji seperti kekerasan, tawuran, eksklusivisme, dan kurangnya toleransi serta penghargaan terhadap orang lain dalam berbagai bentuk, yang terjadi di kalangan pelajar, menunjukkan bahwa model dan fungsi pendidikan Islam yang ada belum berjalan efektif. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak yang mulai meragukan seberapa efektif pendidikan Islam dalam meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku para siswa, baik secara individual maupun dalam konteks sosial dan budaya. Pertanyaan ini menjadi wajar karena secara teoritis, pendidikan dianggap sebagai sistem yang sangat berpengaruh dalam membentuk pola pikir dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi berbagai fenomena yang mengkhawatirkan tersebut, banyak pihak mulai berpandangan bahwa perlu dikembangkan model pendidikan Islam yang bersifat multikultural. Model ini akan lebih berfokus pada pentingnya menghargai keragaman dan memberikan pengakuan yang setara terhadap semua individu (kesetaraan bagi semua) yang memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan, serta menghapuskan segala bentuk diskriminasi untuk membangun masyarakat yang adil. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang toleran, demokratis, humanis, inklusif, damai, dan berkolaborasi tanpa memandang latar belakang etnis, status sosial, agama, atau jenis kelamin seseorang.

PEMBAHASAN

Pendidikan Islam multikultural merupakan proses penyampaian nilai-nilai Islam yang relevan untuk memungkinkan peserta didik hidup secara damai dan harmonis dalam konteks keberagaman, serta berperilaku positif agar mampu mengelola keberagaman sebagai sumber kekuatan untuk kemajuan, tanpa mengaburkan atau menghapuskan nilai-nilai agama, identitas diri, dan budaya. Multikulturalisme tidak hanya mencakup beragam kebudayaan, tetapi juga mengakui dan menghormati keberagaman budaya secara setara dan sederajat di masyarakat. Aspek "keragaman" yang menjadi inti dari konsep multikultural berkembang menjadi gerakan yang dikenal sebagai multikulturalisme. Gerakan ini tidak hanya menuntut pengakuan terhadap semua perbedaan, tetapi juga mengadvokasi perlakuan yang sama terhadap perbedaan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Awalnya, gerakan multikultural dipelopori oleh John Stuart Mill dan kemudian diteruskan oleh Charles Taylor dalam konteks politik dan kebudayaan, serta merambah ke dunia pendidikan.

Pendidikan multikultural menuntut reformasi mendasar di semua bidang pendidikan, menuju konsep yang demokratis, transparan, dan partisipatoris, yang menggantikan pendekatan sentralistik birokratis yang didasarkan pada kekuasaan. Dalam perspektif pendidikan multikultural, tidak ada diskriminasi antara warga negara sebagai kelas satu atau kelas dua; semua memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam pendidikan, serta kebebasan untuk berekspresi dan memilih dalam berbagai konteks seperti identitas, kebudayaan, politik, dan pendidikan.

Di Indonesia, perkembangan pendidikan multikultural tidak terlepas dari peran Ki Hajar Dewantoro. Dalam salah satu tulisannya, Ki Hajar Dewantoro menekankan bahwa tidak ada satu jalan tunggal menuju kebenaran, dan setiap individu memiliki standar kebenaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk menghargai dan menerima keberagaman, karena perbedaan bukanlah alasan untuk memecah belah, melainkan dapat menjadi sumber ketegangan kreatif yang mendorong orang untuk berlomba-lomba menuju kebaikan. Hal ini ditekankan karena keanekaragaman hanya merupakan variasi dari satu tujuan yang sama, yaitu kebenaran sejati.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline