Lihat ke Halaman Asli

Jangan Takut dengan Dokter, Bila Perlu 'Hajar' Saja!

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1382941118536619741

[caption id="attachment_274605" align="aligncenter" width="460" caption="Ilustrasi (Foto: thinkstock)"][/caption]

Kemarin pagi, salah seorang keluarga datang berkunjung ke rumah saya. Dan seperti biasa, diantara obrolan keseharian, selalu ada curhat mengenai penyakitnya.

"Vi, ayuk sekarang makin sering napas pendek-pendek dan sesak. Ada waktu-waktu tertentu harus menarik napas panjang biar lega. Dada kiri juga terasa sakit. Punggung dan sekitar bahu sering pegal-pegal. Habis makan kadang terasa panas di dada, kenapa yah?" tanyanya kemudian.

Belum sempat pertanyaan itu dijawab, sudah nyambung lagi keluhannya.

"Dulu waktu opname 2 tahun lalu kata dokter kena maag, sekarang diagnosanya GERD, tapi ayuk takut kalau-kalau ini gejala penyakit jantung. Cuma waktu terakhir berobat semingguan yang lalu sudah diperiksa, dokternya bilang bukan."

"Obat yang dikasih diminum terus? Ada perubahan nggak?" saya menjawabnya dengan pertanyaan juga.

"Yang Lan*opra*o*e diminum terus, 2 hari lagi habis. Kalau Clo*a*am kayaknya nggak perlu. Sudah bisa nyenyak kok sekarang. Yang satu lagi Dom*eri*one cuma diminum beberapa hari saja karena itu kan untuk mual, sekarang sudah tidak mual lagi. Tapi nggak banyak perubahan." jawabnya lagi.

Setelah memberi sedikit penjelasan mengenai keluhannya sesuai dengan yang saya baca: Nyeri Dada, Sakit Jantung atau GERD? (Kompas.com, 27 Oktober 2013) untuk menenangkannya, baru kemudian menyarankan agar kontrol lagi lusa.

Sebelum kedatangannya ke rumah, waktu beberapa hari setelah berobat, sempat nanya juga melalui telepon soal penggunaan salah satu obat yang diberikan. Ini karena di kemasan obat ditulis sebelum makan. Tapi di kantong luar obat harus sesudah makan. Setelah baca sana-sini ternyata boleh keduanya. Kalau sebelum makan 1 jam, tapi sesudah makan harus jeda 2 jam. Supaya bisa lebih detail bertanya dan nggak salah, saya pun memberikan nomor telepon dokternya. Kebetulan kenal, kakak kelas kami di SD dulu.

"Sekarang ayuk juga agak sesak, katanya lagi."

"Coba duduk, atur napas pelan-pelan. Terus, minum air hangat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline