Dokumen Pribadi
Anak-anak di usia balita sungguh sangat menggemaskan bagi para orangtua. Keceriaan, kelincahan mereka sepanjang hari, mampu menghangatkan suasana dan membuat hidup lebih bergairah. Namun, di usia mereka ini, ada beberapa masalah yang kerap timbul. Seperti susah makan, hiperaktif dan mengompol. Butuh kesabaran dan perhatian ekstra menghadapi hal ini.
Mengompol atau Buang Air Kecil (BAK) yang dilakukan tanpa disadari ketika tidur, lumrah ditemukan pada balita. Biasanya terjadi saat malam hari, dimana sebagian besar urine diproduksi. Ini karena otot-otot kandung kemih mereka yang belum stabil.
Di jaman modern yang serba praktis, para orangtua mengatasi masalah ini dengan menggunakan diapers atau popok sekali pakai. Tak hanya malam hari, malah ada sebagian balita yang mengenakannya sepanjang hari, terutama saat musim hujan. Daripada repot mengurusi cucian menumpuk, pakaian yang tidak kering, cara ini dianggap lebih efisien. Pakai, kotor, tinggal buang. Mudah bukan?
Penggunaan diapers atau popok yang kian meningkat dari waktu ke waktu, ternyata menjadi peluang bisnis bagi oknum-oknum tertentu. Demi menangguk keuntungan berlebih, mereka memproduksi popok daur ulang dari popok bekas yang telah dibuang. Hiiiyyy..., terbayang betapa menjijikkan apa yang mereka lakukan!
Dokumen Pribadi
Setiap hari orang-orang ini bergerilya memunguti popok bekas diantara tumpukan-tumpukan sampah. Bekerja sama dengan para pemulung untuk mengumpulkan bahan baku produksi mereka, yang dibeli seharga Rp.200,- perbuah. Popok bekas yang terkumpul dibilas seadanya, kemudian diberi pemutih.
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Bagian dalam berupa gel yang hancur, selanjutnya diganti dengan kain japron. Kemudian diberi perkat, dirapikan, dan dikemas sedemikian rupa. Jadilah popok daur ulang ini nyaris tak ada bedanya dengan popok-popok lain yang beredar di pasaran.
Bayangkan, jika buah hati kita tercinta mengenakan popok daur ulang ini berjam-jam, setiap hari, sekian lamanya... Bukan hanya iritasi, tapi berbagai penyakit mungkin saja dapat ditimbulkan. Tentunya kita tak ingin hal ini sampai sampai terjadi.