Lihat ke Halaman Asli

Diduga Bernuansa Politisasi, Prabowo Dilarang Salat di Semarang?

Diperbarui: 14 Februari 2019   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber kabar24.bisnis.com

"Saya baru saja tadi pagi diberitahu (pemasangan pamflet) di sekitar Masjid Agung Semarang. Tidak hanya di medsos. Di Kauman banyak dipasangi (pamfet)," kata  Ketua Takmir Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), KH Hanief Ismail dalam keterangan tertulis yang diterima beberapa media berita.

Beribadah atau melakukan kegiatan keagamaan bagi setiap manusia merupakan hal yang sangat penting dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga banyak pakar memberikan pendapatnya tentang kebebasan beragama perlu dijaga ditengah kemajemukan dan keberagaman masyarakat dalam undang-undang.

Dilansir dari laman CnnIndonesia.com (14/02/2019). Ketua Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), KH Hanief Ismail menyampaikan tentang keberatannya terhadap keinginan capres nomor urut dua, Prabowo Subianto saat berencana melakukan salat Jumat di masjid disana.

Alasan yang menjadi keberatan yang diungkapkan Ketua Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), KH Hanief Ismail menilai dalam salat Jumat yang rencana dilakukan di Masjid Kauman, mengandung muatan politis.

Sejumlah bukti yang disampaikan KH Hanief Ismail atas keberatan tersebut atas dugaan salat Jumat diadakan Prabowo bernuansa politis. Pihaknya melihat acara itu telah diumumkan besar-besaran.

Temuan atas ribuan pamflet yang disebar di beberapa Kota Semarang, bahkan ditempel di kampus-kampus dan masjid-masjid. Pamflet dan narasi undangan untuk ikut salat Jumat bersama Prabowo itu juga telah viral di media sosial sejak Rabu (13/2).

Hal lain yang diungkapkan Hanief, pihaknya sampai saat ini belum menerima surat pemberitahuan sama sekali dari tim kampanye Prabowo-Sandiaga maupun dari partai-partai pendukungnya.

Karenanya, dirinya tidak mau diduga terlibat dengan rencana salat Jumat yang akan dilakukan Pak Prabowo.


Hanief bersama pengurus Masjid Kauman yang lain menerangkan, pihaknya tidak melarang siapapun ingin melakukan salat di masjid. Namun, jika kegiatan salat tersebut dijadikan peristiwa yang dipolitisi, dirinya menyatakan keberatan.

"Kami mempersilakan siapa saja boleh salat di Masjid Kauman. Tapi kalau untuk pencitraan kampanye, itu berpotensi melanggar aturan dan menodai kesucian masjid sebagai tempat ibadah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline