Lihat ke Halaman Asli

Jangan Abaikan Generasi Milenial dalam Bernegara

Diperbarui: 21 Januari 2019   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Sinarharapan.net)

Jumlah pemilih milenial di pemilu 2019 tercatat sangat signifikan. Diperkirkan pemilih milenial, mereka yang berusia 17 hingga 35 tahun,- berjumlah 40 persen dan total jumlah pemilih yang ada.

Kira-kira begitulah hasil survei Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto.

Keterangan yang sama dan tidak berbeda jauh. Diungkapkan oleh Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi. Dari data yang tercatat dalam KPU tersebut, ada sekitar 70 hingga 80 juta pemilih kalangan generasi milenial dari total jumlah 193 juta pemilih.

Imbauan yang pernah disampaikan oleh BTP kepada pendukung, agat tidak golput. Merupakan salah satu cara yang saya percaya untuk mengajak generasi milenial untuk memberikan hak suaranya.

Generasi milenial jelas mempunyai pola pikir yang tidak sama seperti kita, orang jadul (menurut mereka).

Tidak perlu jauh-jauh untuk melihat kenyataan perbedaan pemikiran mereka, generasi milenial dengan kita yang rata-rata berusia hampir 35 - 60 tahun. Dalam lingkungan keluarga pun, tidak jarang terdapat miss antara orang tua dan anak dalam berkomunikasi.

Masalahnya bukan tentang ketidakharmonisan atau kurang komunikasi. Generasi milenial yang cenderung lebih pasif, bagi mereka berpolitik itu tidak semata-mata untuk mencari siapa yang akan dipilih. Mereka memiliki hasrat untuk dipenuhi untuk meyakinkan dengan logika yang nyata dan bukan sekedar retorika yang muluk-muluk.

Kecenderungan generasi milenial yang lebih pasif daripada politisi yang sering umbar bicara. Jumlah yang cukup besar tersebut bisa menjadi salah satu kejutan atau masalah besar, jika tidak diperhatikan dengan benar.

Fenomena yang muncul pada saat ini adalah minat akan tema politik di antara anak-anak muda tampak tidak terlalu disukai. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2012, didapati bahwa 79% anak muda di Indonesia tidak tertarik berpolitik.

Generasi milenial bukan seperti yang kita pernah alami. Mereka bukan sosok yang mudah didorong untuk menjadi apa ?

Minat yang lebih dominan dengan isu kekinian, perlu persiapan langkah yang tepat untuk mereka,  sehingga maksimal dalam memberi konstribusi untuk Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline