Lihat ke Halaman Asli

Ketika SEO Menjadi "Raja" untuk Penulis Membuat Artikel

Diperbarui: 5 Januari 2019   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber ProntoMarketing.com)


Ketika sosok blogger pemula mencari receh hingga tingkat profesional mendulang jutaan rupiah setiap hari. Secara tidak sadar, mereka dituntut untuk memahami ilmu tentang Search Engine Optimization (SEO).

Usaha yang selalu menjadi pesona kepada pemilik blog untuk ada dalam peringkat 1 atau minimal masih bertengger di halaman pertama, setiap menulis artikel mencoba upaya lurus atau blackhat SEO yang dilakukan secara diam-diam. Meski tidak semua pemilik blogger melakukan cara-cara blackhat SEO, namun target untuk ada di halaman pertama adalah keharusan, jika ingin tulisannya dibaca oleh orang lain. Yang artinya, ada kemungkinan besar iklan dan pemasukan dari pengiklan.

Penggunaan SEO yang berlebihan dan salah kaprah dalam tulisan. Tidak jarang dapat membuat pembacanya menjadi pusing setelah selesai membaca. Padahal, pembaca mencari cara untuk mengobati sakit gigi, namun akhirnya, sakit giginya tidak sembuh dan bertambah sakit kepala juga.

Mengapa bisa demikian ?

SEO adalah salah satu cara yang banyak dilakukan pemilik blog untuk berada di ranking 1 untuk keyword tertentu yang di incarnya. Mereka (pemilik blog) berusaha mengikuti kriteria yang menjadi syarat mesin pencari, sperti Google agar media blog atau tulisannya tetap berada di peringkat 1.

Hal ini sering membuat manusia bukan menjadi tujuan utama penulisan artikel tersebut, namun lebih kepada memenuhi selera mesin pencari. Padahal, kriteria mesin pencari bisa berubah sewaktu-waktu, misalnya beberapa tahun menggunakan standar kepadatan kata keyword sekian persen, pada tahun berikutnya bisa lebih kecil atau lebih besar.

Pembaca yang sering menemukan blog atau artikel yang menggunakan teknik SEO berlebihan, bisa dilihat dari penulisan yang terkesan berantakan. Bukan lagi soal artikelnya agak-agak sulit di pahami, tapi benar-benar memusingkan dan sering tidak mendapatkan manfaat setelah selesai membaca.

Meski kecepatan berita, jumlah link dari situs terpercaya seperti milik pemerintah dan lembaga pendidikan yang mengarah, juga terdapat hal lain masih berpengaruh dalam penentuan blog atau artikel untuk kata kunci tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline