Lihat ke Halaman Asli

Wapres: Anda Diskriminasi Jika Andika Tak Boleh Jadi KSAD, Berikut Alasannya

Diperbarui: 24 November 2018   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : CNNIndonesia.com

Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) memberikan komentarnya atas penunjukan Jendral TNI Andika Perkasa yang di pilih menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) yang baru. JK pada kesempatan tersesbut menilai, penunjukan Andika tidak ada hubungannya dengan status sebagai menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono.

"Kalau dia dekat dengan mantan kepala BIN, dia langsung tidak boleh [jadi KSAD], berarti kita [melakukan] diskriminasi kan?. Anda mengatakan jangan diskriminasi, mau anaknyakah, mau kawannyakah atau familinya. Kalau nanti lain kali ada famili saya yang jadi pejabat, itu kan diskriminasi kepada saya kan," lanjut JK.

Wapres menerangkan kepada media berita online tentang kronologi penunjukan mantan Komandan Paspampres sebagai KSAD tersebut sudah melewati penilaian yang sesuai dengan standar.

Sebelumnya, Deputi Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Feri Kusuma menyatakan ada nuansa politis dalam pelantikan KSAD yang baru ini, terutama kaitannya dengan Hendropriyono.

"Kita tahu bahwa Hendropriyono terlibat dalam peritiwa pelanggaran HAM di Talangsari dan Andika juga pernah disuruh Hendropriyono dalam penangkapan teroris," ujar Feri.

Andika saat di temui media berita online menanggapi tentang penunjukan dirinya sebagai KSAD yang mendapatkan kritikan dari Feri. Menurut Andika, penunjukan tersebut sudah sesuai dengan prosedur penilaian dan standar yang menjadi aturan berlaku.

Presiden Joko Widodo yang membenarkan bahwa keputusan yang dilakukannya untuk mengangkat Andika sudah memperhitungkan berbagai hal. Dimana dalam penjelasannya, Jokowi telah menilai Andika dari sisi pengalaman, rekam jejak dan sejarah pendidikan yang sudah di laluinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline